Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Senyum Manis Wanita

17 Juni 2020   14:13 Diperbarui: 17 Juni 2020   14:12 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuseruput coklat hangat sambil berguman pelan,"Mending mengajak mereka ke gunung atau sawah..."

"Sekali waktu kan ga apa to Om ngajak mereka ke sini...," kata si gadis penjual minuman coklat secara tiba-tiba. "Masak harus ke sawah terus...," lanjutnya.

Benar juga, putri dan istri kadang perlu dimanja ke kota. Jalan-jalan ke mall bukan hanya di pematang sawah. Si Gadis penjual minuman coklat kembali tersenyum kala aku menganggukkan kepala pelan.

"Si Tengah itu sering omong-omong di sini kok Om..., katanya dia mau buka stand makanan."  

Aku sedikit terkejut dan mengernyitkan dahi. Si Gadis penjual dan putriku Si Tengah memang bersahabat sejak kecil di desa. Sama-sama anak petani dan sama-sama jebolan sastra tapi lebih suka bekerja sendiri sesuai keinginannya.

"Ya maunya  dia begitu..."

"Nah gitu Om...," katanya sedikit keras lalu memeluk Si Tengah yang tak kutahu kedatangannya.

Istriku dan Si Bungsu cuma tersenyum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun