Kuseruput coklat hangat sambil berguman pelan,"Mending mengajak mereka ke gunung atau sawah..."
"Sekali waktu kan ga apa to Om ngajak mereka ke sini...," kata si gadis penjual minuman coklat secara tiba-tiba. "Masak harus ke sawah terus...," lanjutnya.
Benar juga, putri dan istri kadang perlu dimanja ke kota. Jalan-jalan ke mall bukan hanya di pematang sawah. Si Gadis penjual minuman coklat kembali tersenyum kala aku menganggukkan kepala pelan.
"Si Tengah itu sering omong-omong di sini kok Om..., katanya dia mau buka stand makanan." Â
Aku sedikit terkejut dan mengernyitkan dahi. Si Gadis penjual dan putriku Si Tengah memang bersahabat sejak kecil di desa. Sama-sama anak petani dan sama-sama jebolan sastra tapi lebih suka bekerja sendiri sesuai keinginannya.
"Ya maunya  dia begitu..."
"Nah gitu Om...," katanya sedikit keras lalu memeluk Si Tengah yang tak kutahu kedatangannya.
Istriku dan Si Bungsu cuma tersenyum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H