"Kena apa?" tanya sang penjual tape.
"Baru  ketemu macan kumbang, Pak."
"Oh ketemu Simbah...," kata sang penjual tape lalu mengambil sesendok badhek (air tape) dan cucupkan ke mulut Anton yang langsung tersadar.
"Sekarang ikuti kami saja. Jangan lewat situ lagi," kata istri sang penjual tape ketan yang ikut suaminya berjualan. Wajah dan senyum manisnya yang polos ternyata masih membuatku berpikir kurang baik. Jangan-jangan dia jejadian dari harimau kumbang betina yang tersenyum menyapa kami tadi.

- Hingga awal tahun 80an, jalan dari Cangar dan Pacet masih merupakan jalan setapak di antara hutan lebat.
- Para penjual tape ketan hitam harus berjalan kaki belasan kilometer melewati hutan belantara. Namun kini jalan sudah selebar 6-8 meter dengan aspal halus kecuali belum ada penerangan jalan.
- Macan kumbang di daerah ini kadang masih menampakkan diri. Terakhir pada th 2017 di sekitar Kebun Teh Wonosari yang ada di sebelah timur Cangar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI