Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Indahnya Kebersamaan Petani Saat Panen Padi

2 Juni 2020   16:20 Diperbarui: 5 Juni 2020   01:46 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan heran jika ada petani dari desa lain yang jaraknya lebih dari 18 km tempatnya mencari jerami. Misalnya petani dari Desa Pajaran wilayah Tajinan mencari jerami ke Desa Temboro wilayah Tumpang, atau dari Desa Wringin Anom wilayah Poncokusumo mencari jerami ke Desa Sumber Keradenan di wilayah Pakis Jajar.

Seperti saat kami panen tiga hari lalu, ada sekitar 10 petani pemilik sapi yang tidak saling mengenal dan dari enam desa yang berjauhan meminta jerami untuk pakan ternak mereka atau dijual seharga Rp 50.000,- perikat atau satu kali angkut dengan sepeda motor kepada pemilik sapi. 

Sekali pun jerami ini diberikan secara cuma-cuma  namun mereka secara sukarela menyabit sendiri sejumlah kebutuhan mereka lalu menggeblok  atau merontokkan pandi.

Setelah jumlah yang diperlukan sudah mencukupi mereka bergotong-royong pula membantu mengangkat ke bahu para pencari jerami tadi. Bahkan ada pula yang membantu mengikatkan pada sepeda motor jika mengalami kesulitan.

Memang ada pula yang datang agak kesiangan sehingga pada saat mengangkat ke sepeda motornya harus berjuang sendiri setengah mati. Mungkin malu mau minta tolong pada pemilik lahan yang telah memberinya secara gratis apalagi sang pemilik berwajah unyu-unyu seperti penulis.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Lain ladang lain belalang. Lain lubuk lain pula ikannya. Setiap daerah mempunyai tata cara atau berbeda pola hidupnya. Seperti saat panen padi.

Maka jangan heran pula di sekitar Malang jika panen padi yang terlihat hanya tiga orang yakni satu keluarga pemilik lahan tersebut dan kadang baru selesai saat senja atau jam 5 sore lebih. Asal sebelum burung malam mulai menampakkan diri.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Kasihan sendirian. Dokpri
Kasihan sendirian. Dokpri
Salam budaya.
Salam lestari alam kita.
Salam hijau. Rahayu...rahayu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun