Vihara Dhammadipa Arama secara administrasi sebenarnya berada di Kecamatan Junrejo,Batu. Saya sebut Batu-Malang hanya sedikit untuk mengenalkan bahwa 15 tahun yang lalu Kota Batu  masih merupakan bagian dari Kabupaten Malang. Bahkan sampai sekarang pun masyarakat masih lebih banyak menyebut Batu sebagai bagian dari Malang Raya.
Vihara Dhammadipa Arama tepatnya berada di Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Batu. Pemancangan tiang pertama sebagai Veluvana sebagai Dhammasala pertama. Disebut Veluvana karena dinding bangunan terbuat dari bambu. Namun lantainya dari papan dan atapnya genteng, bukan sirap atau seng.Â
Pemancangan pertama ini pada tanggal 15 Agustus 1971 selesai pada 19 September 1971 dengan bangunan Dhammasala dan Kuti. Pada saat itu, wilayah Junrejo masih berupa peladangan dan hutan rakyat yang cukup lebat bahkan hingga awal tahun 80an ketika pertama kali saya belajar vipasana (semedi) di sana.Â
Sejak tiga tahun terakhir perkembangan kota Batu menjadi kota agropolitan perkembangan sangat pesat sehingga wilayah hutan, ladang, dan sawah semakin terkikis berubah atau alih fungsi menjadi komplek perumahan dan kluster kelas menengah. Bahkan kiri kanan vihara ada hotel berbintang 4 dan beberapa rumah kelas atas.Â
Jika anda ingin berkunjung ke sana tanda paling gampang dijumpai adalah gerbang utama berupa dua stupa besar setinggi tiga meter dengan petunjuk papan kecil bertuliskan Vihara Dhammadipa Amara.Â
Pada Kamis, 7 Mei 2020 atau pada Tri Hari Suci Waisak 2564 TB (Tahun Buddhis) di Vihara Dhammadipa Arama tidak diadakan puja bhakti bersama umat secara bersama selain secara live streaming melalui media sosial sehingga penulis baru bisa mengunjungi pada Minggu, 10 Mei 2020 kemarin.Â
Semoga tulisan ini bisa sedikit mengenalkan Vihara Dhammadipa Arama kepada para pembaca yang mungkin sekali waktu ingin berkunjung ke sana. Namun harus memperhatikan tata tertib yang harus dipatuhi dan jangan menganggap tempat ini sebagai tempat wisata.
0 0 0 0
Di masa pandemi Covid-19 ini seperti halnya di tempat lain, sebelum masuk wilayah dalam atau setelah gerbang ke 2, pengunjung wajib diperiksa suhu badan oleh seorang petugas, kali ini dilakukan oleh seorang Atthasilani atau peserta wanita yang mengikuti pendidikan di vihara tersebut. Serta wajib mencuci tangan. Foto 2.
Setelah melewati gerbang ke 2, di sebelah kanan ada gedung Dhammasala (foto 3) yang merupakan tempat untuk puja bhakti dan membabarkan Dhamma. Dhammasala ini baru berusia sekitar 6 tahun, sedang Dhammasala yang pertama kali (foto 4, 5, dan 6) dibangun seperti yang tertulis di atas, berada di sebelah kanan persis Dhammasala ini.Â
Untuk menyingkat tulisan, penjelasan langsung saya tulis di bawah foto.
0 0 0Â
Dari Dhammasala pertama, kita berbelok ke kanan halaman dalam di mana keheningan harus betul-betul dijaga. Hindari berbicara, bergurau, dan memetik bunga atau tanaman (dilarang membunuh) sekali pun bunga-bunga di sana sangat menggoda keindahannya. Nikmatilah dengan memandang saja tapi jangan ada kemelekatan di hati dan pikiran. Â
Tujuan vipasana adalah untuk mencapai penerangan sempurna. Selain itu peserta juga bisa mengikuti samatha atau bersemedi untuk mencapai ketenangan bathin.
Semua ruangan atau bangunan yang ada di bagian dalam  Vihara Dhammadipa Arama terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Sedang bangunan lain atau yang ada di bagian halaman luar berupa gedung beton atau tembok.
Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia
Mugi sadaya titah rahayu basuki
Sumber:
Tentang sejarah sepintas pembangunan Vihara Dhammadipa Arama berasal dari Bpk. Supar, S.Pd - dosen Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa, Batu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H