Penulis sendiri yang bersama istri menjadi salah satu di antara 15 orang (3 imam, 2 pasio, 2 lektor, 2 misdinar, 1 organis, dan 2 orang paduan suara, serta penulis sebagai petugas dokumentasi) yang diperkenankan mengikuti karena sebagai pengurus dan petugas di Gereja Paroki Santa Maria Ratu Rosari dari Fatima, Keuskupan Malang begitu terharu melihat gereja yang biasanya menampung sekitar 700 umat kini hanya dihadiri 15 orang saja.
Keharuan yang sangat mendalam semakin kami rasakan kala mengantar daun-daun palma yang telah diberkati dengan doa dan percikan air suci ke masing-masing keluarga untuk dipasang bersama salib suci di setiap ruangan rumah umat.
Beberapa pribadi tampak menangis atau setidaknya menitikkan air mata kala menerima daun palma yang kami antar dengan sedikit menghadapi tantangan ditutupnya gerbang beberapa komplek perumahan serta harus sedikit merayu para bapak dan kaum pria yang pada minggu siang sedang melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan masing-masing.
Beribadah di rumah memang beda dengan beribadah dalam komunitas dimana hati saling terikat dalam persekutuan umat dengan tatap muka.
Namun hati yang bersih karena telah dipersiapkan selama 5 pekan menjelang paskah tentu mempunyai arti yang lebih mendalam karena perayaan kali ini setidaknya mengajar setiap umat untuk mendalami secara pribadi untuk menemui Tuhan, Sang Juru Selamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H