Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Hari Raya Minggu Palma yang Sendu

10 April 2020   19:56 Diperbarui: 10 April 2022   05:49 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malam menjelang Minggu Palma. Dokumentasi pribadi

Penulis sendiri yang bersama istri menjadi salah satu di antara 15 orang (3 imam, 2 pasio, 2 lektor, 2 misdinar, 1 organis, dan 2 orang paduan suara, serta penulis sebagai petugas dokumentasi) yang diperkenankan mengikuti karena sebagai pengurus dan petugas di Gereja Paroki Santa Maria Ratu Rosari dari Fatima, Keuskupan Malang begitu terharu melihat gereja yang biasanya menampung sekitar 700 umat kini hanya dihadiri 15 orang saja.

Keharuan yang sangat mendalam semakin kami rasakan kala mengantar daun-daun palma yang telah diberkati dengan doa dan percikan air suci ke masing-masing keluarga untuk dipasang bersama salib suci di setiap ruangan rumah umat.

Beberapa pribadi tampak menangis atau setidaknya menitikkan air mata kala menerima daun palma yang kami antar dengan sedikit menghadapi tantangan ditutupnya gerbang beberapa komplek perumahan serta harus sedikit merayu para bapak dan kaum pria yang pada minggu siang sedang melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan masing-masing.

Dua lektor atau pembaca Alkitab. Dokumentasi pribadi
Dua lektor atau pembaca Alkitab. Dokumentasi pribadi
Seorang organis, dua suara pria dan wanita. Dokumentasi pribadi
Seorang organis, dua suara pria dan wanita. Dokumentasi pribadi

Dua pasio atau pembaca Kisah Sengsara Yesus. Dokumentasi pribadi
Dua pasio atau pembaca Kisah Sengsara Yesus. Dokumentasi pribadi

Beribadah di rumah memang beda dengan beribadah dalam komunitas dimana hati saling terikat dalam persekutuan umat dengan tatap muka.

Namun hati yang bersih karena telah dipersiapkan selama 5 pekan menjelang paskah tentu mempunyai arti yang lebih mendalam karena perayaan kali ini setidaknya mengajar setiap umat untuk mendalami secara pribadi untuk menemui Tuhan, Sang Juru Selamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun