Di titik selatan Desa Sawojajar yang berbatasan dengan Desa Lesanpuro, Kalisari berbelok ke timur sepanjang sekitar 1km saja dan bertemu dengan Kali Amprong di Dam Kedung Kandang. Sampah-sampah yang berasal dari wilayah Jabon dan Sawojajar menumpuk dan menyumbat pintu barat Dam Kedung Kandang. Dam yang menarik karena di sisi baratnya telah dibangun Taman Edukasi Kedung Kandang cukup menodai keindahannya.
Kali Amprong yang bermataair juga di sekitar kaki wilayah Gunung Bromo debit yang tercatat 3.400 m kubik perdetik. Keadaan Kali Amprong tak jauh berbeda nasibnya seperti Kali Bango dan Kalisari ketika masuk wilayah kota Malang. Keruh akibat erosi dari daerah atas serta sampah alami (dedaunan dan batang pohon) dan sampah rumahtangga yang sengaja dibuang warga. Serta polutan dari kegiatan pertanian di pesawahan penduduk yang terbuang dan mengalir dari irigasi menuju ke dua sungai tersebut.
Padahal di sisi selatan Desa Lesanpuro dibangun Dam Kedung Kandang dengan 3 pintu untuk mengendalikan banjir dan mengairi sawah seluas 5.164 ha serta digunakan MCK (mandi, cuci, kakus) oleh warga sehingga membuat kondisi air semakin tidak sehat. Bukan hanya itu, di sekitar dam juga banyak orang memancing dan kadang menjala ikan yang tentu saja perlu perhatian khusus apakah ikan di sungai dan dam tersebut layak konsumsi.
Di sisi lain yang harus menjadi perhatian para pemangku, sekitar wilayah Kali Bango, Kalisari, Kali Wendit dan Kali Amprong serta anakan kali atau saluran irigasi telah dibangun komplek perumahan kelas menengah dan atas yang tentu saja mengubah wajah dan keadaan sungai dari sebuah tempat yang memberi air yang merupakan sumber kehidupan kini menjadi saluran pembuangan limbah yang bisa meracuni bumi yang dapat mengubah iklim dan tentu saja sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup semua makhluk yang ada di bumi.
0 0 0
Foto-foto di atas diambil penulis pada Minggu, tanggal 1, 15, 16, 20, 21, dan 22 Maret 2020 di mana pemerintah telah gencar melawan Covid-19 namun di sisi lain masyarakat belum menyadari arti kesehatan sepenuhnya. Sebuah upaya keras penuh perhatian harus dilakukan semua pihak dan bukan hanya pemerintah dan ahli medis tetapi juga tokoh agama, budayawan, seniman, dan tak kalah pentingnya aparat desa hingga tingkat RT dan RW. Â
Keadaan ketiga kali atau sungai di atas boleh jadi merupakan gambaran sungai-sungai yang ada di wilayah Jawa yang kondisi alam dan sosial budayanya tak jauh berbeda dengan wilayah Malang.Â
Mari kita tingkatkan hidup sehat dengan menjaga lingkungan termasuk sungai serta kita lawan Covid-19! Kita cegah perubahan iklim. Selamat Air Dunia 2020.