Bagi pengepul, setelah tomat dikelompokkan dalam dua kategori B ( 6cm) dan C (8cm) rerata keuntungan per kg  Rp 500,- maka seribu pohon akan didapat 1.000 X Rp 500,- jadi Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah).
Tapi harus diperhatikan bahwa 1000 pohon atau 6 ton tomat ini tidak sekali petik. Pemetikan antara 5-6 hari maka diperlukan beaya transportasi sekitar  6 X 350,000 = Rp 2.100.000,- (dua juta seratus ribu).
Maka hasilnya, kulakan -transportasi = keuntungan -> 5.000.000 --2.100.000 = 2.900.000 (dua juta sembilan ratus ribu) Jadi rerata pendapatan perhari sekitar Rp 490.000,-
Di tingkat pedagang kecil langsung dari pengepul per kg dibeli seharga Rp 3.000 dan dijual per kg seharga Rp 3.500,- maka keuntungannya hanya rerata 500 rupiah saja seperti pengepul.
Jika mereka bisa menjual per hari 5 kg maka keuntungan yang didapat Rp 2.500,- Harus diingat pedagang kecil bukan hanya menjual satu jenis sayuran saja.
Namun perhatikan juga nilai susut tetap berlaku, terutama pada jenis sayuran termasuk buah untuk sayur. Entah karena besem atau penyet bahkan busuk sehingga harga turun drastis. Masih tega menawar pedagang kecil?
Jika cuaca baik maka panen juga baik. Tapi harga bisa turun karena persediaan melimpah sedang tomat tak bisa ditimbun atau disimpan lebih dari seminggu.
Jika cuaca seperti saat ini maka satu pohon bisa menghasilkan 1 kg saja adalah luar biasa. Paling banyak tiap pohon bisa menghasilkan 0,3 kg. Kecuali jika ditanam di greenhouse.
Sekarang ini harga tomat per kg sekitar Rp 6.000,- di tingkat petani, tetapi hasilnya  300 kg X 6.000 = Rp 1.800.000 dan dikurangi beaya produksi Rp 1.000.000 maka keuntungan hanya Rp 800.000 (delapan ratus ribu) Itu pun kalau tomat laku, sebab di musim seperti ini bentuk dan warna tomat sama sekali tidak menarik bagi pengepul untuk membelinya.
Sekali pun harga di tingkat pedagang kecil sekitar  Rp 10.000-Rp 13.000. Bukan berarti tengkulak dan pengijon atau pedagang kecil, pengepul, dan petani yang mempermainkan harga. Tetapi lebih disebabkan gagal tumbuh dan gagal panen, sehingga persediaan kurang sedang permintaan tetap ada.Â