Menurut pengamatan dan pengalaman penulis, sebenarnya kangkung ini termasuk kangkung air yang tumbuh liar karena ada benih atau batang yang hanyut terbawa arus parit atau hujan.Â
Kangkung urang yang tak ada dalam kamus ilmiah sebenarnya nilai atau kandungan gizinya sama seperti dua jenis kangkung yang ada, hanya saja jarang orang memetik apalagi mengkonsumsi karena dianggap tanaman liar tak berguna. Kecuali oleh masyarakat desa dari kelompok buruh tani pra sejahtera.
Sering terdengar atau paling tidak pernah mendengar celutukan hati-hati mengkonsumsi sayur kangkung karena ada kisah seseorang sakit perut sehabis menyantap sayur kangkung.Â
Dan setelah diperiksa dokter dalam ususnya terdapat lintah dan pacet yang diduga tertelan atau termakan saat mengkonsumsi kangkung yang dimasak kurang baik sehingga telur atau bibit cacing, pacet, dan lintah yang ada di dalam rongga batang kangkung.
Dalam memasak kangkung memang tak perlu lama atau lebih dari 5 menit merebusnya, sebab jika terlalu lama akan berlendir. Ada juga yang menyantapnya sebagai lalapan.Â
Mungkin di sinilah awal isu menyesatkan itu berhembus akibat memasak sebentar atau mengunyah sebagai lalapan lalu dianggap mengandung atau ada bibit lintah dan cacing yang tertelan.
Sayur kangkung juga membuat kita ngantuk setelah kita menyantapnya juga isu yang sering berhembus. Kangkung merupakan salah satu sayur yang kadar kalium-nya tinggi.Â
Seperti diketahui kalium yang tinggi dapat menurunkan tekanan darah dalam tubuh. Efek menurunnya tekanan darah inilah dianggap sebagai rasa kantuk. Sumber: www.pertanian.go.id
Jadi isu bahwa menyantap sayur kangkung membuat cacingan dan rasa kantuk adalah tidak benar dan menyesatkan.
Berdasarkan pengalaman penulis, yang benar adalah jika lupa diri kala makan siang dengan sayur kangkung sambal terasi dan lauk ikan asin di tengah sawah atau ladang saat istirahat diiringi semilirnya angina dan kicauan burung bisa membuat ngantuk sekali. Percayalah....