Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mari Mengenal Tanaman Kangkung

9 Maret 2020   12:15 Diperbarui: 10 Maret 2020   03:11 2930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kangkung darat. Desa Banjarsari Malang. Dokpri

Siapa sih yang tidak kenal dengan sayur kangkung salah satu andalan petani sayur karena mudah menanam dan merawatnya? Bahkan banyak yang menyukainya, apalagi dimasak menjadi cah atau oseng-oseng kangkung tambah udang, sambel plencing khas Lombok, atau untuk pecel Madiun.

Sebagai konsumen selama ini kita lebih banyak sekedar membeli lalu memasaknya atau bahkan langsung membeli di warung atau rumah makan sudah siap saji alias tinggal menyantap dan menikmati betapa lezatnya sayur kangkung yang cenderung gurih rasanya.

Sekarang penulis ingin mengenalkan dua jenis sayur kangkung yang pernah kami tanam dan jual, yakni kangkung air dan kangkung darat. 

Kangkung air tumbuh subur dengan merambat dan bercabang bisa mencapai panjang 2m di tepian sungai yang datar namun arus airnya mengalir cukup deras dan bukan pada air yang menggenang. 

Ciri kangkung air pangkal batang berdiameter antara 09-13mm dengan daun lebar pangkalnya antara 5-7cm, dan panjang antara 10-13cm serta ujungnya agak tumpul. 

Masa panen sekitar 15 hari setelah pemetikan sebelumnya. Jadi, kangkung air tidak perlu penanaman bibit kembali selain memetik dan membuang pangkal sayur yang telah lama dan dianggap kurang produktif.

Kangkung air di Wendit Malang. Dokpri
Kangkung air di Wendit Malang. Dokpri
Kangkung air di Sumber Sira Malang. Dokpri
Kangkung air di Sumber Sira Malang. Dokpri
Bermain dan mandi di tepi sungai kebun kangkung. Dokpri
Bermain dan mandi di tepi sungai kebun kangkung. Dokpri
Kangkung darat tumbuh di areal persawahan seperti layaknya jenis sayuran lain tanpa genangan air sehingga harus dibuat parit kecil di setiap gulutan untuk menampung air kala tiba waktunya menyirami atau untuk membuang air kala hujan. Sebab jika kelebihan air tanaman kangkung akan mudah busuk. 

Kangkung darat tumbuh tanpa menjalar dengan ketinggian antara 25-35cm. Pangkal batang berdiameter paling besar 10mm atau 1cm, pangkal daun antara 4-5cm, panjang daun antara 09-12cm, dan berujung runcing. 

Umur panen kangkung darat adalah 28 hari setelah penanaman. Ada kalanya juga ada yang memanen kala masih berumur 24-26 hari jika kebutuhan dan harga melonjak. 

Namun tak pernah memanen lebih dari 29 hari karena seratnya akan mengeras dan kurang nikmat jika dimasak. Kangkung darat sekarang menjadi tren urban farming di wilayah perkotaan.

Kangkung darat lima hari lagi panen. Dokpri
Kangkung darat lima hari lagi panen. Dokpri
Panen kangkung darat. Dokpri
Panen kangkung darat. Dokpri
Mencuci di parit, makanya sebelum dimasak harus cuci lagi yang bersih. Dokpridulu
Mencuci di parit, makanya sebelum dimasak harus cuci lagi yang bersih. Dokpridulu
Selain kangkung air dan kangkung darat ada juga jenis kangkung lain yakni kangkung urang. Kangkung ini banyak tumbuh kala sawah mau panen padi atau tumbuh di pinggiran pematang dan saluran irigasi atau parit sawah. 

Menurut pengamatan dan pengalaman penulis, sebenarnya kangkung ini termasuk kangkung air yang tumbuh liar karena ada benih atau batang yang hanyut terbawa arus parit atau hujan. 

Kangkung urang yang tak ada dalam kamus ilmiah sebenarnya nilai atau kandungan gizinya sama seperti dua jenis kangkung yang ada, hanya saja jarang orang memetik apalagi mengkonsumsi karena dianggap tanaman liar tak berguna. Kecuali oleh masyarakat desa dari kelompok buruh tani pra sejahtera.

Kangkung urang tumbuh liar di pematang. Dokpri
Kangkung urang tumbuh liar di pematang. Dokpri
Kangkung liar juga. Dokpri
Kangkung liar juga. Dokpri
Oleh-oleh untuk tetangga di kota. Mau? Dokpri
Oleh-oleh untuk tetangga di kota. Mau? Dokpri
Isu negatif tentang sayur kangkung.

Sering terdengar atau paling tidak pernah mendengar celutukan hati-hati mengkonsumsi sayur kangkung karena ada kisah seseorang sakit perut sehabis menyantap sayur kangkung. 

Dan setelah diperiksa dokter dalam ususnya terdapat lintah dan pacet yang diduga tertelan atau termakan saat mengkonsumsi kangkung yang dimasak kurang baik sehingga telur atau bibit cacing, pacet, dan lintah yang ada di dalam rongga batang kangkung.

Dalam memasak kangkung memang tak perlu lama atau lebih dari 5 menit merebusnya, sebab jika terlalu lama akan berlendir. Ada juga yang menyantapnya sebagai lalapan. 

Mungkin di sinilah awal isu menyesatkan itu berhembus akibat memasak sebentar atau mengunyah sebagai lalapan lalu dianggap mengandung atau ada bibit lintah dan cacing yang tertelan.

Sayur kangkung juga membuat kita ngantuk setelah kita menyantapnya juga isu yang sering berhembus. Kangkung merupakan salah satu sayur yang kadar kalium-nya tinggi. 

Seperti diketahui kalium yang tinggi dapat menurunkan tekanan darah dalam tubuh. Efek menurunnya tekanan darah inilah dianggap sebagai rasa kantuk. Sumber: www.pertanian.go.id

Jadi isu bahwa menyantap sayur kangkung membuat cacingan dan rasa kantuk adalah tidak benar dan menyesatkan.

Berdasarkan pengalaman penulis, yang benar adalah jika lupa diri kala makan siang dengan sayur kangkung sambal terasi dan lauk ikan asin di tengah sawah atau ladang saat istirahat diiringi semilirnya angina dan kicauan burung bisa membuat ngantuk sekali. Percayalah....

Juga saat ini harga sayur kangkung di wilayah penulis, jatuh tersungkur di titik terendah hanya dua puluh ribu perseratus ikat. Padahal kala permintaan melonjak bisa seharga 75 ribu per seratus ikat. Tentu saja harga kangkung saat ini membuat lesu dan ngantuk.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun