Ada juga bunga yang warnya sangat menarik hati, entah merah, putih, kuning, ungu, hitam, dah hijau atau campuran di antaranya namun tidak menyebarkan wewangian hanya saja bentuknya yang beraneka macam menjadi indah dan daya tarik sendiri. Yakni anggrek.
Hanya saja anggrek hanya bisa tumbuh di tempat yang rindang. Terkena sinar matahari atau terpercik air (hujan) sedikit saja akan layu dan rontok. Hebatnya, jika terjaga dan terawat dengan baik akan berumur lama, bisa mencapai dua atau tiga bulan. Jadi, anggrek bisa disebut bunga yang manja.
Bunga teratai atau tunjung sekar juga indah dengan warna putih, kuning, ungu, biru, dan merah muda. Tidak menyebarkan aroma wangi. Hidupnya di tempat penuh air dan berlumpur yang melambangkan bahwa kita harus tetap bersih sekalipun hidup bersama dengan mereka yang kurang dan tidak bersih (hatinya).Â
Juga ada bunga yang bentuknya besar sekali dan baunya menyengat basin. Tumbuhnya hanya di tempat yang amat rindang jauh dari sinar matahari misalnya di bawah pohon-pohon besar di kebun, rumpun bambu, atau tepi hutan. Namun bunga ini jarang mekar. Yakni bunga suweg.
Aromanya pun cenderung menyengat seperti bangkai (walau bukan bunga bangkai) yang bisa membuat mual, pusing, dan jika tak tahan bisa juga pingsan. Nah...makanya jangan mendekat. Bila tak tahan dan pingsan tergeletak sendirian di tempat serta tak ada yang tahu dan menolong bisa disengat kalajengking, digigit ular, atau dijilati musang bisa makin celaka.
Kehidupan bunga-bunga di atas bisa menjadi teladan bagaimana manusia menjalani kehidupan bersama sesama. Seperti melati, mawar, kembang tebu, ontong, teratai, atau anggrek. Â Namun diharap jangan seperti bunga suweg (sedikit mirip bunga bangkai) yang hidup di sepinya alam dan tak mau bergaul dengan sesama. Â Bahkan menjadi buah bibir alias pembicaraan orang lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H