Karena, rumah kami tepat di jalan poros satu-satunya menuju Bromo dan Semeru dari arah Malang maka perjalanan wisatawan ke Bromo dan Semeru sedikit tersendat karena panggung dan tenda memakan lebih dari separuh badan jalan. Malah, kala melewati depan panggung harus merambat dan super hati-hati agar tidak melindas kaki penonton yang duduk di berem tepi jalan.
Pertunjukan yang berlangsung tiga jam, berakhir jam 12 tengah malam setelah unjuk kebolehan atau kekuatan raga  seperti tiga batu bata dan paving ditaruh di atas perut lalu dihantam dengan godam kayu hingga hancur. Juga batu kali seberat lebih kurang 30 kg dengan ukuran  25-30 kg yang ditaruh di atas perut lalu dihatam dengan palu besi atau hammer sebanyak 3 atau 5 kali hingga terbelah tanpa membuat luka pendekar yang melakukannya.
Dan, yang paling menegangkan adalah unjuk diri pencak silat dua orang pendekar satu lawan satu dengan  menggunakan clurit. Sabetan yang demikian menggiriskan fotonya tak dapat kami tampilkan. Namun semua sungguh amat menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H