Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Murah Meriah dan Ceria

16 Desember 2019   21:17 Diperbarui: 16 Desember 2019   22:02 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara wisata liburan sering terlintas dalam benak kita adalah bepergian ke luar kota mengunjung tempat wisata yang menarik dengan aneka wahana permainan, pertunjukan, serta sajian kulinernya. 

Maka terbayang pula berapa dana yang harus dikeluarkan. Bagi mereka yang bisa menyisihkan dalam arti mempunyai penghasilan yang cukup tentu bisa berwisata seperti bayangan di atas bukanlah hal yang mustahil . Nah, bagi mereka yang berpenghasilan pas-pasan, wisata ke luar kota mungkin hanya angan.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Wisata sebagai salah satu kebutuhan rohani di mana tujuannya untuk menyegarkan hati dan pikiran, bisa saja dilakukan di mana saja dan dengan cara apa saja. 

Misalnya melakukan sesuatu yang baru di sekitar rumah atau menikmati hobi, entah berkebun, membaca, dan menulis. Kalau toh sudah bosan menikmati apa yang ada di rumah, bisa saja jalan-jalan atau bersepeda di sekitar desa atau kampung untuk sekedar menikmati pemandangan dan memoto situasi yang menarik sambil menggali kearifan lokal yang ada untuk dijadikan sebuah tulisan. 

Bukankah wisata sederhana ini bisa dilakukan bersama keluarga. Apalagi jika anak sudah dewasa dan tak mau lagi wisata dengan orangtua karena sudah punya rencana, maka kita bisa melakukan bersama pasangan kita. Tak perlu malu apalagi gengsi. Terpenting kita merasa gembira, ceria, mesra, dan menambah kebahagian. Bukankah itu yang utama?

Sleeping Buddha, 8 km arah barat dari rumah. Dokpri
Sleeping Buddha, 8 km arah barat dari rumah. Dokpri
Candi Jajaghu (Jago), 8 km timur rumah. Dokpri
Candi Jajaghu (Jago), 8 km timur rumah. Dokpri
Bakal jalan TOL, 1km timur rumah. Dokpri
Bakal jalan TOL, 1km timur rumah. Dokpri
Bandara Abdulrachman Saleh, 4km utara rumah. Dokpri
Bandara Abdulrachman Saleh, 4km utara rumah. Dokpri
Penulis sendiri, hampir setiap minggu selalu wisata murah meriah dan ceria bersama istri, cukup dengan bergowes ria atau bersepeda menikmati keindahan alam dan lingkungan di sekitar desa. 

Memang kadang agak jauh sedikit, sekitar 15-25 km dari rumah yang kami tempuh sekitar 5 jam pergi pulang termasuk menikmati keindahan yang ada. Tapi sering juga jalan kaki jelajah alam dan desa menyusuri sungai dan pematang sawah. Lalu berbincang dengan para petani tentang kehidupan mereka atau suka duka sebagai seorang petani. 

Entah dia buruh tani atau petani penggarap atau pemilik sawah. Perjalanan menyusuri alam dan desa ini tentu setiap daerah mempunyai tantangan yang berbeda. 

Entah kondisi jalan setapak, teriknya mentari, rimbunnya kebun atau hutan rakyat yang banyak hewan liarnya yang kecil tapi cukup membuat keder, seperti koloni semut, lebah, dan nyamuk. Atau secara tak sengaja bertemu ular lewat atau berjemur di di setapak sehingga kita kaget. Di sinilah asyiknya.

Lewat hutan bambu, 1 km belakang rumah. Dokpri
Lewat hutan bambu, 1 km belakang rumah. Dokpri
Wisata sambil mencari tantangan. Dokpri
Wisata sambil mencari tantangan. Dokpri
Pasti berani... Dokpri
Pasti berani... Dokpri
Tantangan bukan rintangan. Dokpri
Tantangan bukan rintangan. Dokpri
Sepanjang perjalanan, kami bukan hanya menikmati pemandangan dan segala keunikan yang ada, tetapi juga mengabadikannya. Misalnya moto pemandangan (landscape), bunga, dan tentu saja sisi menarik kehidupan manusia (human interest). 

Mengabadikan sisi kehidupan manusia merupakan hal yang gampang-gampang susah, karena pada masa kini privacy seseorang sangat dihargai. Maka sebaiknya kita minta ijin dulu. 

Percayalah dengan senyum, sapa, dan salam kita akan diberi kesempatan untuk secara candid mengabadikannya. Selama ini penulis tak pernah mengalami kesulitan atau halangan untuk jepret-jepret. 

Bahkan bila diijinkan malah mareka kadang agak kebablasan keterbukaannya. Sebagai contoh misalnya, ketika saya minta ijin seorang wanita muda yang sedang mandi di sungai, malah dia mau telanjang dada yang membuat penulis malah tersipu tapi tetap saja memotonya sekali pun istri juga agak cemberut karena sedikit cemburu. 

Tapi terpenting tidak diposting di Kompasiana. Gawat.... Nanti bisa diblokir seperti di FB dan ditegur IG, padahal yang ditampilkan hanya orang setengah telanjang dan anak mandi telanjang tapi hanya tampak punggungnya saja.

Klik jepret. Dokpri
Klik jepret. Dokpri
Kenalan baru. Dokpri
Kenalan baru. Dokpri
Harus minta ijin. Dokpri
Harus minta ijin. Dokpri
Bosan dengan sawah, ladang, kebun, dan tepi hutan kadang penulis dan istri juga gowes atau jalan-jalan di komplek perumahan elit untuk menikmati segarnya udara dan indahnya taman yang ada. Bahkan penulis juga gowes ke Bandara Abdulrachman Saleh.

Bagaimana dengan kuliner. 

Kalau toh memang dana terbatas tak usah malu untuk jajan di lapak kaki 5 (K5) bahkan membawa bekal sendiri lalu dinikmati di pinggir sawah, kebun, atau hutan juga tidak masalah. Malah bisa menjadi cerita yang beda.

Pengalaman dan hasil jepret-jepret seperti ini tentu saja cukup menarik untuk ditulis dan diposting. Penulis yakin sepenuhnya Kompasianer hapenya alias smartphonenya sudah cukup mumpuni untuk merekam gambar dan pembicaraan bahkan untuk menulis dan langsung posting. Jadi wisata liburan tak harus pergi jauh. Kenalilah desa dan alam kita serta kita kenalkan pada yang lain. Sungguh mengasyikkan.

Dua gadis remaja sedang mandi di sungai. Dokpri
Dua gadis remaja sedang mandi di sungai. Dokpri
Dokpri
Dokpri
Bekal sendiri.
Bekal sendiri.
Kuliner K5. Dokpri
Kuliner K5. Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun