Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kenangan Hadir di Kompasianival 2018

19 November 2019   13:47 Diperbarui: 19 November 2019   13:57 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si besar yang tak mau mengalah. Dokpri

Tak lebih dari 15 menit duduk, istri kutinggalkan berbincang sendiri dengan teman-teman K. Entah siapa saja yang diajak bicara. Tapi yang jelas, sampai saat ini masih terkenang dengan seorang wanita yang duduk sebelah Oppa Jappy, sebagai seorang pengusaha perhotelan. Serta seorang K'ner wanita yang merupakan istri  seorang pilot.

Kluyuran di sekitar area, sebenarnya ingin juga berkenalan dan ingin berbicang dengan kelompok K'ner yang sedang asyik. Tapi saya pun harus tahu dirilah. What am I? Kata Jacky Chan...

Sambil keluyuran saya jeprat-jepret sana sini, berkenalanlah dengan Pakdhe Jenggot, Mas Reno, Mbak Nursini, dan entah siapa lagi. Dengan mereka inilah saya banyak berbincang dan bertukar pengalaman di Kompasiana. Istri masih kubiarkan cari teman sendiri.

Capai kluyuran rasa lapar mulai menggoda, namun kehadiran Anies Baswedan dan Haniff Dadiri rupanya menjadi daya tarik istriku yang juga belajar jeprat-jepret dengan hape. Ketika ketemu Haniff Dadiri, sungguh tak kusangka pria yang pakai kaos Menteri Jaman Now adalah seorang pemuda yang bergaya demikian. Eh ternyata menteri. Selesai memberi sambutan, Beliau berbincang dengan para K'ner dalam suasana santai serta saya pun sempat duduk sebelahnya dan omong-omong sekitar tiga menit lalu mundur dan ganti Mas Ign. Djoko alias Pakde Jenggot yang duduk di sebelahnya.

Ketika saya mundur dan berdiri terasa ada yang aneh di celana yang kupakai. Astagaaaaa.... Ternyata rumput sintetis yang kududuki basah sehingga celana saya pun basah separo. Tak mau masuk angin dan malu dilihat, saya pun bertanya pada Mbak Tamita apa ada yang jual celana di mall ini. Berdasarkan petunjuknya saya pun masuk mall dan berniat membeli celana. Tapi begitu melihat harga celana yang luar biasa mahalnya nurut ukuran saya, langsung mengekeret.

Haniff Dadiri, Menteri Jaman Now Sumber; FB Tamita W
Haniff Dadiri, Menteri Jaman Now Sumber; FB Tamita W
Menghindari masuk angina, saya pun langsung mengambil dua gelas rujak manis yang ditawarkan Mas Reno. Ternyata rujak manis yang pedas ini memang manjur karena badan saya langsung gerah tapi perut mules karena begitu pedes.

Berbincang dengan Mbak Nursini dan Mas Reno cukup lama ternyata bisa melupakan perut lapar dan mules serta celana basah yang mulai kering. Istri masih kubiarkan dengan kegiatannya sendiri.

Saya pun kembali kluyuran menjumpai para K'ner dan berbincang dengan mereka walau hanya sebentar-sebentar saja. Orang Jawa bilang 'sithik-sithik ben rata' sedikit-sedikit asal merata. 

Tapi harus kuakui, saya belum adil karena lebih banyak berbicang dan bertukar pengalaman dengan Mbak Nursini Said, Mas Reno, Bang Irwan Rinaldi Sikumbang, Edy Piyatna, Ign Joko D, Mas Giri Lumakto, dr. Posma Siahaan, dan seorang penulis tentang museum Mas Yulianto. Sedang yang pernah kutemu di ICD2 Malang atau pernah berbincang lewat WA maupun messenger FB sedikit kuabaikan karena sudah saling sedikit kenal. Mohon maklum karena pikiran kami berdua saat itu sedang agak mumet.

Jam setengah sembilan malam, dengan sedikit menutup mata walau hati malu, karena  kami merasa begitu lapar dan pesan dua piring menu dan dua gelas minuman yang biasa saja tapi harganya membuat kami terbelalak karena harus mengeluarkan di atas 500 ribu. 

Padahal di depan kami sepertinya  ada Mbak Listhia, Mbak Tamita, Mas Ganendra, Mbak Wahyu Sapta, Mbak Siti N, Mbak Muthiah A, Mbak Hennie Engelina, Mbak Riap Rindu, Mas Edy Priyatna dan entah siapa lagi..... Sungguh kami mohon maaf, karena tidak menawari sekali pun sekedar pemanis bibir. Atau orang Jawa bilang 'mung abang-abange lambe' Dan kepada Mas Edy Priyatna saya mohon maaf karena memberikan voucher hadiah dari Kompasiana yang hanya bisa diambil di Bekasi dan tak mungkin bisa kami gunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun