Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Ngundhuh Wohing Pakerti", Memetik Hasil Perbuatan

14 September 2019   10:09 Diperbarui: 14 September 2019   10:58 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang menanam padi tentu panen padi. Siapa yang menanam kacang akan panen kacang. Seandainya hasil panen tidak seperti yang diharapkan itu memang agak berbeda. Sekali pun menanam padi namun jika sawahnya tidak diolah dan dirawat dengan baik hasil panen pun tak akan baik pula. 

Sepetak sawah yang biasanya bisa menghasilkan tujuh karung hanya mendapat empat karung. Yang tiga karung berupa gabah tanpa isi. Kebun satu are yang biasanya menghasilkan se gerobak jagung kini hanya menghasilkan satu gledhek jagung.

Bertani atau bercocok tanam bukan hanya mencangkul dan membajak sawah, mengairi, dan memilih benih dan menanam bibit yang baik saja. Tetapi juga memupuk dan membasmi hama, seperti tikus, burung, wereng, dan juga membersihkan dari rumput jawan yang mengganggu. 

Jangan menyalahkan orang lain jika hasil panen jauh dari yang diharapkan. Bercocok tanam memang bukan hal yang mudah tetapi jika dikerjakan dengan kesungguhan hati akan menghasilkan yang terbaik. 

Seperti mengolah kebun dan sawah atau bertani, demikian juga tingkah laku seharusnya selalu menebarkan kebaikan. Kebaikan yang terucapkan dan perbuatan yang diusahakan tidak membuat kecewa sesama. 

Jangan mudah mencela sesame. Jangan ingkar janji. Jangan ingin menguasai milik seseorang. Jangan berangasan. Jika sikap manis maka tutur kata juga manis.

Siapa pun yang membuat kecewa dan sakit hati sesama akan mengalami situasi yang tak nyaman. Bukan karena orang lain yang merasa disakiti atau dibuat kecewa melakukan balasan atau dendam. Tetapi suara  hati dalam keheningan akan menegur kita.

Merawat dengan telaten walau sendirian. Dokpri
Merawat dengan telaten walau sendirian. Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun