Dari tugu atau alun-alun bunder sekitar 400 m ke arah timur, tepatnya di Jalan Kertanegara atau depan stasiun kereta api Kota Baru ada patung dua patung. Patung pertama menggambarkan para pejuang dan bangsa Indonesia yang berhasil membunuh raksasa yang merupakan gambaran kalahnya penjajah. 75 m di sebelah kiri patung ini atau di Jl. Trunojoyo ada tiga patung Singo Edan yang besar sekali. Patung ini baru berumur 3 tahun.
Sayang sekali patung yang tinggi dan gagah ini sekarang tertutup pepohonan, baliho permanen, dan kadang ada banner iklan yang menutupinya. Tampaknya patung ini sengaja dibiarkan demikian sejak dwi fungsi ABRI (sekarang TNI) ditiadakan.
Seratus meter ke arah timur, tetap di pinggir Jl. Mayjen Wiyono atau di selatan Lapangan Rampal ada empat buah patung super hero (Transformer? ) yang terbuat dari logam sisa suku cadang motor dan mobil.
Alasan patung Panglima Sudirman ditempatkan di sini karena Beliau adalah Panglima Besar TNI dan di wilayah Jl. Hamid Rusdi, Jl. Panglima Sudirman, Jl. Mayjen Wiyono dan sekitarnya merupakan komplek TNI AD (dulu orang menyebut wilayah tangsi tentara). Sempat pula ada yang mempertanyakan mengapa tidak menempatkan patung Hamid Rusdi yang merupakan pahlawan Kota Malang. Namun alasan di atas sudah cukup menjelaskan.
Monumen yang ada di tengah taman merupakan monumen dengan tiga Piala Adipura dan Adipura Kencana yang diterima Kota Malang atas prestasi kebersihan dan lingkungan hidup selama dua puluh tahun terakhir. Sebelum tahun 2000 yang terpasang di sini adalah patung pahlawan pejuang Kota Malang, yakni Hamid Rusdi.
Di kiri dari arah timur monumen Adipura ada patung kontemporer Bima Suci yang terbuat dari logam bekas suku cadang motor dan mobil. Sedang di sebelah kanan ada patung kontemporer Gatotkaca, putra Bima atau Wrekudoro.
Berjalan hanya 100 m ke arah barat tepatnya di perempatan Jl. Semeru dan Jl. Bromo monumen yang merupakan lambang PKK atau Keluarga Bahagia.