Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Tantangan ke Depan Mandiri Jogja Marathon

21 Mei 2019   20:14 Diperbarui: 21 Mei 2019   20:21 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mugambhi dari Kenya, juara 1 MJM 2019. Sumber: mandirimarathon.com

Usai sudah perhelatan Mandiri Jogja Marathon 2019 yang digelar akhir April yang baru saja lewat. Sebuah perhelatan yang telah berlangsung ketiga kalinya ini memang cukup luar biasa bila melihat jalur yang dilewati para peserta merupakan wilayah 13 pedesaan dengan pemandangan alam yang demikian sejuk dan menawan serta melewati peninggalan sejarah seperti Candi Prambanan dan Plaosan juga Monumen Taruna. Selain itu juga disuguhi penampilan seni budaya tradisional di sepanjang desa yang dilewati. Maka slogan Lebih Dari Sekadar Lomba bukanlah sekedar tulisan dan ucapan tapi menunjukkan bahwa perhelatan lomba marathon ini berbeda dengan yang acara yang sama di tempat lain di negeri ini. Ditambah lagi dengan keikutsertaan para atlet dari sembilan negara manca.

Beberapa pertanyaan dari hati saya pun muncul apakah perhelatan Lebih Dari Sekadar Lomba ini sudah memenuhi target yang diharapkan dengan mengenalkan keindahan alam, peninggalan sejarah, dan kearifan lokal terlebih terpecahnya atau tercatatnya rekor baru di tingkat nasional apalagi internasional?

Menyimak ungkapan Mugambi dari Kenya sebagai peraih juara 1 Mandiri Jogja Marathon 2019 agak menyesalkan sempitnya jalur atau trek dan sejalurnya untuk full marathon dan half marathon sehingga di water station  agak berjubel sehingga sulit mengatur waktu untuk mencapai target waktu yang ingin dicapainya. Boleh jadi ini hanya sebuah alasan saja sebab disisi lain dia juga memberi acungan jempol atas pengorganisasian yang rapi dari pihak panitia.

Jika melihat capaian waktu para juara Mandiri Jogja Marathon 2019, baik putra maupun putri masih jauh dari rekor dunia. Juara 1 putra Mugambi dari Kenya dengan catatan waktu 2.25.48 sedang rekor dunia dipegang oleh Eliud K dari Kenya dengan catatan waktu 02.01.39. Untuk juara 1 putri Mandiri Jogja Marathon 2019 Ann Mukhi N dengan catatan waktu 3.07. 34 jauh dari rekor dunia yang dipegang Hellai Gebrselassie dari Ethiopia dengan catatan waktu 2.03.59.

Mugambhi dari Kenya, juara 1 MJM 2019. Sumber: mandirimarathon.com
Mugambhi dari Kenya, juara 1 MJM 2019. Sumber: mandirimarathon.com
Olivia Sadi, juara 1 putri nasional MJM 2019. Sumber: mandirimarathon.com
Olivia Sadi, juara 1 putri nasional MJM 2019. Sumber: mandirimarathon.com
Mungkin pemecahan rekor bukanlah target utama perhelatan ini yang selain pengenalan keindahan alam, peninggalan sejarah, dan kearifan lokal budaya Nusantara. Jika ini merupakan sasaran lain, tentunya panitia juga harus mempertimbangkan bahwa perhelatan disiarkan oleh televisi secara langsung atau setidaknya disiartundakan walau tak fulltime dan bukan sekedar berita yang waktu tayangnya tak lebih dari 1 menit. Agak mengherankan juga kala selesai lomba penulis menunggu berita di telivisi sama sekali tidak muncul. Atau memang penulis yang terlambat nonton?

Hal lain yang cukup mengherankan adalah waktu start demikian pagi. Untuk menghindari kemacetan, menunjukkan keindahan alam saat matahari terbit, atau menghindari gerahnya iklim tropis sehingga pencapaian rekor bisa terjadi atau ada pertimbangan lain?

Lebih mengherankan lagi ketika saya membuka situs resmi IAAF (International Association of Athletics Federations) dan AIMDS (Association of International Marathons and Distance Races) yang merupakan wadah olahraga atletik dan marathon ternyata belum memasukkan even Mandiri Jogja Marathon 2019  dalam kalender resmi mereka.

Peserta London Marathon 2019. Sumber: runsociety.com
Peserta London Marathon 2019. Sumber: runsociety.com
Sumber:runsociety.com
Sumber:runsociety.com
Rute MJM 2019 Sumber: mandirimarathon.com
Rute MJM 2019 Sumber: mandirimarathon.com
Melihat perhelatan even marathon sejenis misalnya London Marathon, Berlin Marathon, New York Marathon, dan Bermuda Marathon yang telah berumur puluhan tahun dan sudah menjadi tradisi maka apa yang dipublikasikan panitia sebelum lomba Mandiri Jogja Marathon 2019 sebenarnya sudah maksimal sekali pun beda kelas karena faktor jumlah hadiah yang diberikan. Justru penyiarannya saat berlangsungnya lomba  amat kurang.

Andaikata ini dilakukan, maka perhelatan Lebih Dari Sekadar Lomba akan lebih tercapai untuk mengenalkan negeri ini. Sebuah tantangan ke depan untuk perhelatan Lebih Dari Sekadar Lomba Mandiri Jogja Marathon 2019

Dan semoga bisa ikut. Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun