Tentu saja, secara informal kadang penulis mengajak para pedagang jalanan ini untuk menjaga kebersihan bahan, tempat, dan lingkungan serta kandungan gizi dalam arti jangan sampai menggunakan bahan makanan kadaluarsa.
Mungkinkah pihak sekolah mengajak atau melibatkan para pedagang jalanan ini menjual makanan di sekolah? Sebuah gagasan yang bagus tetapi bukanlah hal yang mudah dilakukan. Dengan adanya dewan sekolah yang melibatkan orangtua murid, hal ini kadang dibahas pula.Â
Namun harus dipahami, kadang juga menjadi isu persaingan orangtua yang ingin berjualan. Serta mahalnya ongkos sewa yang harus dibayar pertahun padahal hari efektif sekolah hanya sepuluh bulan. Inilah, yang kadang membuat para pedagang lebih senang berjualan atau tidak mau berjualan di warung sekolah.
Tentu saja jangkaun dari pihak bank pemerintah untuk menyalurkan pinjaman KUR bagi mereka. Bahwa program semacam itu telah ada, namun belum bisa menjangkau mereka dengan alasan administrasi bahwa mereka adalah kaum urban yang tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap.Â
Kondisi seperti inilah yang sering menjadi cela para lintah darat menjebak mereka dalam kredit harian yang mencekik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H