Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Potret Penjaja Makanan Jalanan di Depan Sekolah

25 Januari 2019   14:33 Diperbarui: 26 Januari 2019   15:00 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja, secara informal kadang penulis mengajak para pedagang jalanan ini untuk menjaga kebersihan bahan, tempat, dan lingkungan serta kandungan gizi dalam arti jangan sampai menggunakan bahan makanan kadaluarsa.

Mungkinkah pihak sekolah mengajak atau melibatkan para pedagang jalanan ini menjual makanan di sekolah? Sebuah gagasan yang bagus tetapi bukanlah hal yang mudah dilakukan. Dengan adanya dewan sekolah yang melibatkan orangtua murid, hal ini kadang dibahas pula. 

Namun harus dipahami, kadang juga menjadi isu persaingan orangtua yang ingin berjualan. Serta mahalnya ongkos sewa yang harus dibayar pertahun padahal hari efektif sekolah hanya sepuluh bulan. Inilah, yang kadang membuat para pedagang lebih senang berjualan atau tidak mau berjualan di warung sekolah.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Hal lain yang pernah terlintas di benak penulis dan sebaiknya dipikirkan juga oleh mereka yang bertanggungjawab atas kelangsungan dan kesejahteraan para pedagang jalanan ini adalah pemberdayaan. Misalnya dengan pelatihan membuat camilan dan penganan sehat, bergizi, dan murah. 

Tentu saja jangkaun dari pihak bank pemerintah untuk menyalurkan pinjaman KUR bagi mereka. Bahwa program semacam itu telah ada, namun belum bisa menjangkau mereka dengan alasan administrasi bahwa mereka adalah kaum urban yang tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap. 

Kondisi seperti inilah yang sering menjadi cela para lintah darat menjebak mereka dalam kredit harian yang mencekik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun