Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dewi Sri kang Ayu

25 Oktober 2018   17:24 Diperbarui: 26 Oktober 2018   11:09 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kucur: saluran pembuangan air irigasi di sawah. Dokpri

Delengen Mbak Sri sing tansah jejogedan manut sumiliring angin kang tansah kendat nentremake galih

Dik.....

Dak enteni sliramu ngancani aku ndeleng Mbak Sri sing lagi ngandut pari sauli....

img-20181025-121634-5bd26750677ffb5c8b6e99d4.jpg
img-20181025-121634-5bd26750677ffb5c8b6e99d4.jpg
Terjemahan ke Bahasa Indonesia

Dik....
Sudah dua jam aku bersandar di pohon mangga ini dengan perut menahan lapar
Semilirnya angin semakin membuat lemah diriku yang menahan lapar
Apalagi tergoda bayangan nasi pecel yang biasa kau kirim

Dik....
Betapa teganya dikau jika aku harus makan mangga kecut yang tergantung di depan dangau.
Seakan mengejek aku yang kelaparan...

Dik....
Kau memang gendut seperti mangga yang kutanam hanya untukmu...
Dan nanti kita buat rujak setelah membersihkan sawah atau panen

Dik.....
Sudah tujuh musim kau tak menemaniku lagi.
Apa engkau lupa akan gemerciknya air pancuran di timur dangau
Apakah engkau tidak rindu kicauan burung prenjak dan ciblek yang berlompatan di pohon murbey

Dik....
Lihatlah ceret ini sudah bersiul tanda mendidih tuk membuat segelas kopi
Kapankah kau akan menemaniku  di sawah sambil menyeruput segelas kopi asli dari jagung...
Tegakah jika aku hanya ditemani Nyi Putut hantu penjaga sawah

Dik....
Janganlah cemburu yang dengan Mbak Sri yang gemulai menawan hati.
Yang mencintai kita dengan memberi makan
Seperti engkau yang tak sudi kutinggal demikian juga Mbak Sri selalu minta kutemani
Lihatlah Mbak Sri yang senantiasa menari dengan iringan angin yang tak putus selalu menawan hati

Dik...
Kutunggu engkau di sini, menemani Mbak Sri yang mengandung setangkai padi untukku...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun