Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Sabar dari Pak Gumiyar, Seorang Buruh Tani

5 April 2018   12:05 Diperbarui: 5 April 2018   14:58 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lahan garapan di pinggir perumahan kelas menengah.

Berdasarkan pengalaman sebagai buruh tani dan melihat kesuburan tanahnya, lahan seluas 0,5 ha bisa menghasilkan gabah kering IR 64 sekitar 2 ton. Dengan perkiraan harga gabah kering sekitar Rp 4,000 maka akan menghasilkan sekitar Rp 8,000,000.  Dikurangi beaya pengolahan sebesar Rp 3,350,000 maka keuntungan yang diperoleh selama 4 bulan usia padi sebesar Rp 4,650,000. Artinya sebulan hanya mendapat keuntungan sebesar Rp 1,170,000

Dokpri
Dokpri
Apa mau dikata, malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih. Serangan hama dan perubahan cuaca (hujan dan angin) serta harga gabah yang terjun sekitar Rp 3,200 perkg membuat Pak Gumiyar tak dapat berbuat apa-apa. Lahan yang digarap hanya menghasilkan 8 kuintal ( 800kg ) dengan harga gabah seperti itu menghasilkan uang Rp 2,560,000. Secara ekonomis, Pak Gumiyar rugi sebesar Rp 790,000 ( tujuh ratus sembilan puluh ribu ).

Lahan garapan di pinggir perumahan kelas menengah.
Lahan garapan di pinggir perumahan kelas menengah.
Pak Gumiyar hanyalah salah satu dan ratusan ribu buruh tani yang berusaha meningkatkan taraf kehidupannya sendiri. Sepertinya halnya kaum buruh atau kaum marginal lainnya yang hanya bisa berusaha sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang minim dan tak  berharap  banyak pada penguasa atau siapa pun termasuk pemilik modal untuk membantu mereka hidup lebih layak. Senyum mengembang merupakan tanda ketabahan dan kesabarannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun