Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Seru dan Bahayanya Jelajah ke Air Terjun Coban Rais, Batu

8 Mei 2017   20:00 Diperbarui: 9 Juni 2017   18:18 7389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

balita-59106967337a614d058b4567.jpg
balita-59106967337a614d058b4567.jpg
curam-5910697e52f9fd5f0693257d.jpg
curam-5910697e52f9fd5f0693257d.jpg
Penulis agak kaget, ketika di antara mereka ada yang datang dari Aceh, Padang, Balikpapan, Makasar, Menado, dan Ternate yang datang ke Batu dan Malang selain ingin wisata petik apel, mengunjungi beberapa tempat wisata yang tak ada di tempat lain, serta ke Coban Rais yang penuh tantangan seperti yang diberitakan stasiun televisi swasta, blog, dan berita online. Keindahan yang ditampilkan memang menawan namun mereka sama sekali tak menduga bahwa medannya sedemikian berat dan bahaya untuk wisata bersama keluarga dengan anak kecil.

Di sisi lain, rupanya medan yang cukup berat dan menantang ini masih dianggap sepele oleh beberapa anak muda yang masih ceroboh dan sok bahwa mereka mampu dan berani. Berjalan cepat mendahului sesama pengunjung yang berjalan hati-hati di jalan sempit dan licin tepi jurang, berdiri di tepi dan di atas batu besar yang tinggi dan licin sekedar untuk berselfie ria, bahkan berjalan di saluran air yang melintas di atas jurang sedalam tiga puluh meter.

Maka, adanya rambu-rambu sebagai penunjuk jalan dan larangan melakukan kegiatan yang berbahaya bagi pengunjung. Jalur berat dan berbahaya sepanjang lebih kurang 7km ini hanya ada dua rambu. Di awal masuk ada sebuah pemberitahuan bahwa ada tanah longsor dan jalur ditutup. Namun pemberitahuan ini dipasang asal-asalan dan tak ada pemberitahuan kapan larangan itu  berlaku. Rambu selanjutnya hanya bersifat himbauan yang dipasang oleh pencinta alam sebuah perguruan tinggi.

jalur-bahaya-1-5910699e707a6121550d287b.jpg
jalur-bahaya-1-5910699e707a6121550d287b.jpg
jalur-bahaya-6-591069b5ad7e61450be36c81.jpg
jalur-bahaya-6-591069b5ad7e61450be36c81.jpg
rambu-591069df707a6107540d2877.jpg
rambu-591069df707a6107540d2877.jpg
2017-05-07-10-06-21-59106a0cf09673197ffa17af.jpg
2017-05-07-10-06-21-59106a0cf09673197ffa17af.jpg
Penulis memang pecinta alam dan suka berpetualang bersama keluarga atau sendirian di alam bebas seperti hutan dan gunung. Juga akan merasa senang jika ada yang seperti penulis. Namun, penulis juga tak ingin ada petaka yang dialami oleh setiap orang yang akan melakukan perjalanan yang berat dan berbahaya jika tanpa persiapan yang baik apalagi mengajak istri yang harus menggendong balitanya.

Semoga semua berjalan lancar dan aman. Namun kesombongan dan kesembronoan bisa berakibat fatal dan sulit mendapat pertolongan. Seperti yang dialami penulis pada hari itu, ketika sedang membantu seorang ayah yang mengangkat anaknya melintasi bebatuan besar, justru penulis yang terpeleset dan ditolong sang ayah tadi.

Selamat berpetualang di alam bebas. Salam

selfie-1-59106a34337a6176048b4567.jpg
selfie-1-59106a34337a6176048b4567.jpg
selfie-2-59106a51cf7a61a4558c6a24.jpg
selfie-2-59106a51cf7a61a4558c6a24.jpg
selfie-3-59106a75337a61d4048b4567.jpg
selfie-3-59106a75337a61d4048b4567.jpg
selfie-5-59106ac194937388058b4567.jpg
selfie-5-59106ac194937388058b4567.jpg
Semua foto dokumen pribadi, menggunakan Samsung Galaxy mini 2 hadiah dari Kompasiana atas tulisan pada Cincinapi 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun