Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Prahara Jumat Legi

23 September 2016   12:08 Diperbarui: 23 September 2016   13:40 1625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa Kliwon

“Kalau kau memang sudah nekad, nanti Rabu Wage sebelum jam tiga sore kamu harus ke sini lagi sambil membawa kembang borek.”

“Kembang apa itu Mbah?”

“Kembang yang barusan dipakai untuk memandikan jenazah. Dan bukan yang sudah menyentuh jenazah yang dimandikan. Bukan kembang yang ditaburkan di atas makam!”

Sejenak anak muda itu terdiam.

Lalu dengan suara lirih menjawab, “Yaa…Mbah saya siapkan.”

“Eiiit…. Bukan sembarang jenazah lo. Tetapi jenazah orang yang kamu kenal bukan sekedar kamu ketahui. Dan kau harus mengambil kembang itu sendiri. Gak boleh menyuruh orang lain. Gak akan mandi!”

Anak muda itu kembali terdiam. Diambilnya secangkir kopi jagung pait lalu disruputnya tanpa terlebih dahulu minta ijin padaku. Dasar anak muda tak tau sopan santun.

Jam sembilan malam dengan sedikit gontai, ia mohon pamit sambil berkata:

“Kalau Rabu Wage saya tak datang artinya batal ya Mbah?”

“Ya. Tapi itu masih syarat yang pertama sebelum semua harus dilakukan. Masih ada empat syarat lagi.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun