Selasa Kliwon
“Kalau kau memang sudah nekad, nanti Rabu Wage sebelum jam tiga sore kamu harus ke sini lagi sambil membawa kembang borek.”
“Kembang apa itu Mbah?”
“Kembang yang barusan dipakai untuk memandikan jenazah. Dan bukan yang sudah menyentuh jenazah yang dimandikan. Bukan kembang yang ditaburkan di atas makam!”
Sejenak anak muda itu terdiam.
Lalu dengan suara lirih menjawab, “Yaa…Mbah saya siapkan.”
“Eiiit…. Bukan sembarang jenazah lo. Tetapi jenazah orang yang kamu kenal bukan sekedar kamu ketahui. Dan kau harus mengambil kembang itu sendiri. Gak boleh menyuruh orang lain. Gak akan mandi!”
Anak muda itu kembali terdiam. Diambilnya secangkir kopi jagung pait lalu disruputnya tanpa terlebih dahulu minta ijin padaku. Dasar anak muda tak tau sopan santun.
Jam sembilan malam dengan sedikit gontai, ia mohon pamit sambil berkata:
“Kalau Rabu Wage saya tak datang artinya batal ya Mbah?”
“Ya. Tapi itu masih syarat yang pertama sebelum semua harus dilakukan. Masih ada empat syarat lagi.”