Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Beginilah Guru Spiritual Sejati

15 September 2016   13:38 Diperbarui: 15 September 2016   20:50 1887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wayang: bayangan kehidupan manusia sebenarnya. Dokpri

Dalam sebuah tembang macapat dandanggula atau lagu Jawa Kuno yang penuh nasihat dan ajaran moral dan etika, ada syair yang demikian indah seperti di bawah ini:

Lamun sira ameguru kaki

Amiliha manungsa sanyata

Ingkang becik martabate

Sarta wruh ing ukum

Kang ibadah lan kang wirangi

Syukur oleh wong tapa

Ingkang wus amungkul

Tan gumantung liyan

Iku wajib guronana kaki

Sertane kawruhana

Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, artinya:

Jika engkau berguru saudaraku

Pilihlah manusia yang sejati

Yang baik martabatnya

Serta memahami hukum

Yang beribadah dan bertakwa

Syukur jika menemukan orang yang bertapa (meninggalkan dunia)

Yang sudah menjauhi hal-hal duniawi

Tidak tergantung orang lain

Di situlah engkau wajib berguru, saudaraku

Serta menimba ilmu kepadanya

0 0 0 0

Peliknya masalah kehidupan yang dihadapi seseorang sejak zaman dulu hingga masa kini kadang membuat seseorang memerlukan tuntunan kehidupan rohani agar dapat hidup dengan penuh ketenangan dan kedamaian.

Hidup religius bukan jaminan mendapat ketenangan dan kedamaian bila penghayatan ajaran agama hanya sebatas ayat-ayat suci serta terkungkung pada ajaran dogmatis, apalagi bila nilai-nilai keduniawian masih mengikat erat setiap pribadi yang menginginkan ketenangan dan kedamaian.

Di sinilah manusia sering berada di simpang jalan dan tak tahu harus melangkah ke mana dengan tepat. Bagi mereka yang merasa tak mampu, berusaha mencari teman yang bisa diajak berjalan bersama, setidaknya mencari pembimbing untuk menuntun setiap langkah hidupnya atau memberi kekuatan dalam berjalan. Maka mencarilah mereka teman dan guru sejati. Seorang guru spiritual.

Namun, karena keterikatan pada duniawi, entah menyangkut masalah kekayaan, kedudukan, ketenaran, kekuasaan, dan masalah seksualitas menjadi sebuah obsesi yang tak bisa ditinggalkan menjadi penghalang menggapai ketenangan yang diharapkan. Lemahnya kepribadian namun ingin menguasai dunia sekaligus menggapai surga, bukan guru sejati yang didapat, tetapi guru palsu yang berusaha mengeruk dan menguasai pribadi lemah yang terbuai sinar ketenaran yang membutakan mata hati.

0 0 0 0

Menemukan guru spiritual atau guru sejati memang bukanlah hal yang mudah jika masih memaksakan diri untuk hidup dalam kekuatan materi dan duniawi. Tembang macapat dandanggula di atas bisa memberi petunjuk kepada siapa sebenarnya kita dapat mencari ilmu dan belajar mengenal arti hidup sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun