Dalam sebuah tembang macapat dandanggula atau lagu Jawa Kuno yang penuh nasihat dan ajaran moral dan etika, ada syair yang demikian indah seperti di bawah ini:
Lamun sira ameguru kaki
Amiliha manungsa sanyata
Ingkang becik martabate
Sarta wruh ing ukum
Kang ibadah lan kang wirangi
Syukur oleh wong tapa
Ingkang wus amungkul
Tan gumantung liyan
Iku wajib guronana kaki
Sertane kawruhana
Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, artinya:
Jika engkau berguru saudaraku
Pilihlah manusia yang sejati
Yang baik martabatnya
Serta memahami hukum
Yang beribadah dan bertakwa
Syukur jika menemukan orang yang bertapa (meninggalkan dunia)
Yang sudah menjauhi hal-hal duniawi
Tidak tergantung orang lain
Di situlah engkau wajib berguru, saudaraku
Serta menimba ilmu kepadanya
0 0 0 0
Peliknya masalah kehidupan yang dihadapi seseorang sejak zaman dulu hingga masa kini kadang membuat seseorang memerlukan tuntunan kehidupan rohani agar dapat hidup dengan penuh ketenangan dan kedamaian.
Hidup religius bukan jaminan mendapat ketenangan dan kedamaian bila penghayatan ajaran agama hanya sebatas ayat-ayat suci serta terkungkung pada ajaran dogmatis, apalagi bila nilai-nilai keduniawian masih mengikat erat setiap pribadi yang menginginkan ketenangan dan kedamaian.
Di sinilah manusia sering berada di simpang jalan dan tak tahu harus melangkah ke mana dengan tepat. Bagi mereka yang merasa tak mampu, berusaha mencari teman yang bisa diajak berjalan bersama, setidaknya mencari pembimbing untuk menuntun setiap langkah hidupnya atau memberi kekuatan dalam berjalan. Maka mencarilah mereka teman dan guru sejati. Seorang guru spiritual.
Namun, karena keterikatan pada duniawi, entah menyangkut masalah kekayaan, kedudukan, ketenaran, kekuasaan, dan masalah seksualitas menjadi sebuah obsesi yang tak bisa ditinggalkan menjadi penghalang menggapai ketenangan yang diharapkan. Lemahnya kepribadian namun ingin menguasai dunia sekaligus menggapai surga, bukan guru sejati yang didapat, tetapi guru palsu yang berusaha mengeruk dan menguasai pribadi lemah yang terbuai sinar ketenaran yang membutakan mata hati.
0 0 0 0
Menemukan guru spiritual atau guru sejati memang bukanlah hal yang mudah jika masih memaksakan diri untuk hidup dalam kekuatan materi dan duniawi. Tembang macapat dandanggula di atas bisa memberi petunjuk kepada siapa sebenarnya kita dapat mencari ilmu dan belajar mengenal arti hidup sebenarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI