Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menengok Kehidupan Petani Sayuran di Desa Banjarsari

9 Februari 2016   10:32 Diperbarui: 11 Februari 2016   16:00 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pukul 9.00 – 11.30

Para buruh kembali bekerja. Ada yang melanjutkan memetik sayur, ada yang mengikat sayur, ada juga yang mencuci sayur agar tanah yang melekat di akar terlepas. Para pemilik lahan atau pengepul yang menebas membawa sayuran menuju ke motor untuk dikirim ke Pasar Induk Gadang Malang, Pasar Keputran Surabaya, atau tempat lainnya sesuai permintaan yang ada.

Pukul 12.00

Para buruh tani menerima ongkos kerja sebesar tiga puluh limah ribu rupiah per hari. Jika lahannya cukup luas biasanya memerlukan dua atau tiga hari pemanenan, maka pembayaran juga diberikan setelah hari terakhir panen. 

Kehidupan petani tak berbeda jauh dengan para pekerja lainnya, termasuk juga dengan kaum eksekutif profesional, yang membedakan mungkin jenis pekerjaan dan waktu kerja. Namun mereka selalu bekerja dengan sepenuh hati demi kemakmuran dan kesejahteraan yang harus dicapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun