Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Istirahat, Mengisi TTS Agar Otak Tidak Tumpul

18 Januari 2016   20:08 Diperbarui: 18 Januari 2016   21:14 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa pun, setelah bekerja senantiasa membutuhkan istirahat sesuai dengan tenaga dan pikiran yang dikeluarkan. Entah para eksekutif, para buruh, atau para pedagang. Istirahat untuk meregangkan otot yang dan merelaksasi otak yang sedikit tegang.

Banyak cara dan tentunya berbeda dalam mengisi istirahat. Bagi para eksekutif tentu lebih pas jika istirahat di kafe dengan sajian masa kini. Bagi sales jalanan tentu lebih pas istirahat di warung pinggir jalan sambil klebas-klebus merokok di bawah rindangnya pohon. Bagi tukang becak lebih banyak digunakan untuk tiduran di jok becaknya di pinggir trotoar.

Demikian juga bagi para pedagang buah keliling. Istirahat bukanlah sekedar duduk atau leyehan, sebab dengan leyehan yang dapat membuat ketiduran justru bisa ditinggal calon pembeli. Maka dari itu, para pedagang sering istirahat sambil tetap menunggu dagangannya serta datangnya calon pembeli. Selama istirahat ada yang bermain kartu tapi bukan judi, ada juga yang sekedar merokok. Tetapi ada pula yang melakukannya sambil mengisi teka-teki silang.Seperti yang dilakukan Cak Bakar, seorang pedagang pepaya hasil kebunnya sendiri ini. Musim rambutan, apel, salak, dan kelengkeng kali ini, menurutnya membuat pepaya sedikit kurang diminati para pembeli. Pepaya dengan berat sekitar 4kg yang biasanya seharga hanya Rp 10.000,- kadang hanya laku Rp 7.500,-

Setengah hari setelah keliling, ia pun istirahat di pinggir jalan sambil menghitung rupiah yang telah diperolehnya. Seratus enam puluh lima ribu rupiah. Hasil yang cukup. Setelah menghitung ia pun menyalakan dan menghisap rokoknya. Sekedar merokok ternyata bisa membuat pikiran melantur kemana-mana, katanya. Maka ia pun duduk sambil mengisi TTS yang dibelinya dari seorang penjual Koran yang ada di salah satu sudut perempatan jalan tempat di mana mereka menunggu calon pembeli.

Mengisi TTS selain untuk mengisi waktu juga bisa mengasah otak agar tidak tumpul. Hebat juga Cak Bakar ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun