[caption id="attachment_299471" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: thetelegraph.co.uk"]
Penembakan Iran Air di Teluk Persia oleh Amerika.
Iran yang hingga 1978 menjadi sekutu terdekat Amerika Serikat di daerah Teluk Persia berubah menjadi musuh setelah tergulingnya Shah Pahlevi, dan menjadi negara Republik Islam yang dikomandoi oleh para mullah. Revolusi Iran 1979 di bawah pimpinan Imam Khomeini amat membuat gerah Amerika Serikat yang dianggap ‘setan’ oleh Iran. Apalagi Irak yang didukung AS tak berhasil meruntuhkan Iran dalam perang Iran – Irak yang berlangsung selama 8 tahun. Maka AS selalu mewaspadai setiap pergerakan pesawat di wilayah Teluk Persia. Ketika sebuah pesawat terdeteksi dan melintas di wilayah ‘keamanannya’ akan diusir dan bila membandel akan dihajar.
Malam, 3 Juli 1988 sebuah pesawat komersial Airbus A300B2-203 no IR 655 milik Iran Air menuju Dubai dari Teheran melalui jalur udara Selat Hormus yang dijaga ketat AS. Awak kapal penjelajah USS Vincennes yang bersiaga penuh menduga sebagai pesawat tempur F14 Tomcat milik Iran. Karena pilot tak menjawab panggilan dan peringatan dari USS Vincennes, maka Airbus A300B2-203 no IR 655 milik Iran Air ditembak jatuh. Seluruh penumpang dan awak sejumlah 290 orang tewas di udara.
Tiga peristiwa tragis di atas, menggambarkan bagaimana jalur penerbangan sipil harus dilakukansesuai dengan jalurnya dan koridor penerbangan tak boleh dilanggar yang dapat mengganggu keamanan negara lain.
Sumber:
1. Koleksi pribadi Harian Kompas dan Mingguan Tempo.
2. thetelegraph.co.uk
3. theguardian.com