Salah satu cara menggali dan mengembangkan bakat dan ketrampilan anak-anak adalah memberi kesempatan untuk memilih kegiatan yang disenanginya. Entah kegiatan yang diadakan oleh sekolah lewat ekstra kurikuler maupun kegiatan yang dapat dikembangkan lewat klub olahraga ataupun musik dan kesenian.
Kegiatan marching band atau drumband yang dalam Bahasa Indonesia ada yang menyebut gita swara, gita nada, dan gita loka, entah mana yang benar - menjadi salah satu pilihan kegiatan ekstra kurikuler beberapa sekolah.
Semakin maraknya dan banyaknya sekolah yang mengadakan kegiatan ini, pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pendidikan pada Jumat, 30 Mei 2014 mengadakan Lomba Kirab dan Marching Band untuk tingkat SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. Gayung bersambut, maka peserta yang mendaftar pun mencapai sekitar 90 kelompok dari seluruh wilayah Malang Raya.
Parade yang diawali pada jam setengah satu siang dari depan Balaikota Malang baru selesai pada sore hari jam lima lebih lima belas menit. Antusias dari masyarakat yang begitu bagus membuat acara ini semakin semarak dan menarik. Apalagi penampilan peserta dengan seragam yang beraneka ragam dan warna serta penampilan para mayoret yang cantik dan manis atau gagah serta atraktif semakin membuat para penonton terpaku.
Penampilan peserta kali ini memang bukan hanya memakai seragam ala drumband militer atau kuno. Tetapi juga memakai kostum daerah, seperti Papua, Atjeh, Jawa, legenda Kerajaan Kediri, pakaian muslimah dan kontemporer. Bahkan ada yang memakai kostum ala Al Fatah lengkap dengan kafayeh, sedang di depannya para pemeran walisongo berjalan sambil membawa tasbih dan ada tiga orang yang naik kuda.
Lagu-lagu yang ditampilkan pun bukan hanya lagu-lagu perjuangan nasional tetapi juga lagu populer dan dangdut. Tentu saja penampilan seperti sungguh sangat menghibur.
Beberapa catatan untuk panitia pelaksana untuk kegiatan ini agar lebih tertib dan meriah adalah perlu penambahan personil pengaman dan pengatur lalulintas agar kemacetan total jalur lalulintas di tengah kota hingga jam 18.30 tidak terjadi lagi akibat kegiatan ini. Pelaksanaan bukan pada hari kerja dan pada siang hari. Beberapa anggota kelompok peserta ada yang tak bisa tampil setelah menunggu beberapa jam sebelum tampil, terutama dari tingkat sekolah dasar. Demikian juga, pendamping atau orangtua anggota peserta tak diperkenankan masuk dalam barisan yang justru mengganggu penampilan.
*Saking asyik nonton dan moto sampai penulis kelewatan memberi penilaian pada beberapa peserta….
* Foto-foto hanya diambil dari satu sudut, di depan sekolah kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H