Mohon tunggu...
M GammaYudha Saputra
M GammaYudha Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Staff Bem Fisip Universitas Airlangga Surabaya

Halo! Nama Saya Gamma dan saya suka travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tari Gandrung Identitas Masyarakat Banyuwangi Melestarikan Seni Pertunjukan

14 Juni 2022   15:04 Diperbarui: 14 Juni 2022   15:42 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti penari pada umumnya tarian mereka akan menjadi lebih menarik jika dipadukan dengan tata rias yang akan membuat wajah mereka menjadi sangat cantik, pada tahun 1960 sampai dengan 1970 para penari melakukan riasan dan ritual doa untuk memancarkan aura kecantikan, tapi pada tahun 1990 sampai sekarang para penari sudah bisa merias wajah mereka Ketika akan melakukan pertunjukan, Wajah-wajah gandrung berubah setelah menggunakan tatarias dan tata busana mereka tampak cantik dan memukau(Suharti, 2012).

Kali ini saya sebagai penulis akan membahas tentang tata busana Para penari gandrung biasanya memakai omprog,omprog terbuat dari kulit berwarna emas dan diberikan sedikit warna merah,putih dan hijau sebagai pelengkap, Pada omprog gandrung terdapat tokoh wayang jawa kuno, disebut Ontoseno berbadan ular serta terdapat lingkaran ikatan berwarna emas pada bagian badan(SELINTA, 2020)

Kepala para penari gandrung biasanya dilengkapi dengan hiasan mahkota yang disebut omprok yang terbuat dari kulit banteng kecokelatan dan dihiasi dengan hiasan emas dan merah dan dihiasi dengan sosok Antasena, anak Bima yang memiliki puncak manusia monster namun bertubuh raksasa. ular dan menutupi seluruh rambut artis gandrung. 

Dahulu, hiasan Antasena tidak disambungkan ke mahkota melainkan setengah terpisah seperti sayap burung. Sejak setelah tahun 1960-an, pemangkasan ekor Antasena kemudian dihubungkan dengan omprok hingga menjadi seperti sekarang ini. Selain itu, mahkota diberi perhiasan perak yang mampu membuat wajah seniman menyerupai telur, dan ada hiasan bunga tambahan yang disebut cundhuk mentul di atasnya. Secara berselang-seling, bagian omprok ini dihiasi dengan dupa yang memberikan kesan misterius.

Untuk pakaian bagian bawah, biasanya Seniman Gandrung menggunakan bahan batik dengan contoh yang berbeda. Namun desain batik yang paling banyak digunakan dan menjadi bahan yang luar biasa adalah batik dengan desain oling gajah, desain tanaman dengan belalai gajah di atas bahan dasar putih yang menjadi ciri khas Banyuwangi. Sebelum tahun 1930-an, seniman gandrung tidak memakai kaus kaki, namun sejak dekade itu seniman gandrung secara konsisten mengenakan kaus kaki putih di setiap pameran.

Pada acara pertunjukan Gandrung yang asli terbagi atas tiga bagian:

 Jejer

Bagian ini merupakan awal dari keseluruhan pertunjukan gandrung. Pada bagian ini, penari menyanyikan beberapa lagu dan menari solo tanpa tamu. Sebagian besar tamu pria hanya menonton.

 maju atau ngibing

Tata rias panggung adalah Riasan yang menekankan efek pada mata, hidung, bibir, dan alis Untuk memberikan perhatian khusus di muka. kebutuhan penata tari perlu dipikirkan baik-baik dan teliti Cara make up yang benar Menafsirkan dan mengintegrasikan cerita Akan menyajikan subjek sehingga bisa Dicintai oleh penonton

 seblang subuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun