Libur akhir tahun hampir usai. Yah bukanlah libur akhir tahun terbaik. Sebagian besar waktu kita habiskan di rumah. Sebenarnya baik libur atau tidak, kita tetap menghabiskan masa pandemi ini di rumah. Esensi liburan pun mulai luntur karena libur dan tidak libur kita tetap berada di rumah.Â
Liburan semacam ini pastinya akan berpengaruh pada semangat belajar di kemudian hari. Padahal tinggal menghitung beberapa hari lagi untuk kita kembali belajar di sekolah, baik secara luring maupun PJJ. Oleh karena itu, persiapan untuk kembali belajar pastinya sangat dibutuhkan untuk mengembalikan semangat belajar. Dan berikut adalah tips dan triknya.
1. Tetapkan tujuan
Bayangkan jika pemerintah membuat proyek tol yang tidak memiliki tujuan. Mustahil bukan? Tanpa adanya tujuan, tol tersebut tidak akan jelas mengarah ke mana. Berapa besar anggarannya? Apa saja hambatan dan gangguan dalam pembebasan lahannya, dan banyak lagi. Orang pun akan ragu untuk melewati jalan tol itu.
Tujuan adalah unsur terpenting bagi manusia untuk melakukan suatu tindakan. Tanpa tujuan, seseorang hanyalah akan terombang-ambing kesana kemari. Hal yang sama juga berlaku ketika seseorang hendak belajar.
Tujuan belajar tersebut harus jelas di awal. Apakah untuk persiapan UTBK SBMPTN? Apakah untuk persiapan Penilaian Akhir Semester? Apakah untuk mendapatka IP yang tinggi? Untuk mendapat pekerjaan yang layak? Atau hanya sebagai syarat kelulusan saja?
Sedari awal kita harus menetapkan tujuan utama kita belajar sehingga kedepannya ketika kita goyah, kita bisa merujuk kembali ke tujuan awal kita belajar.
Tujuan adalah unsur terpenting bagi manusia untuk melakukan suatu tindakan.
2. Buat Target
Setelah menetapkan sebuah tujuan, pastinya kita akan melakukan banyak hal untuk mencapai tujuan itu. Tetapi kita tidak tahu seberapa besar secara kuantitatif maupun kualitatif usaha yang kita butuhkan dan yang bisa kita lakukan untuk mencapai tujuan itu. Oleh karena itu, target sangatlah diperlukan.
Dengan adanya target, usaha-usaha yang kita lakukan tadi pun menjadi terukur. Kita bisa memperkirakan butuh berapa banyak usaha untuk mencapai tujuan tersebut, khususnya dalam hal belajar.
Apakah harus belajar sampai begadang? Apakah kita belajar setiap hari atau hanya di hari kerja saja? Berapa banyak waktu istirahat yang kita dapatkan?
Selain untuk memberikan gambaran kasar seberapa besar usaha yang harus kita lakukan, kita juga bisa menjadikan target sebagai sarana penilaian diri batasan kemampuan kita.
Apakah dengan belajar 12 jam sehari tubuh kita mampu mengikuti? Apakah belajar secara otodidak efektif? Semua hal itu bisa kita ketahui dengan membuat target belajar.
Dengan adanya target, usaha-usaha yang kita lakukan tadi pun menjadi terukur.
3. Tentukan jadwal dan reward
Kita sudah mengetahui seberapa besar usaha yang kita butuhkan untuk mencapai target kita. Kita juga sudah mengetahui batasan kemampuan diri kita. Pastinya kita akan memprioritaskan beberapa hal di atas hal-hal yang lain karena keterbatasan kemampuan kita. Tetapi akan menjadi masalah bila kita tidak mampu menata hal tersebut.
Membuat jadwal sangatlah efektif untuk mencegah hal ini terjadi. Dengan jadwal yang tertata, kita bisa memaksimalkan potensi yang ada di diri kita sekaligus meminimalisir waktu yang terbuang sia-sia.
Lebih-lebih, kita bisa memberikan usaha yang lebih pada beberapa aspek yang diprioritaskan sehingga tujuan pun semakin mudah untuk tercapai. Salah satu cara untuk membuat jadwal tertata adalah dengan membuat rencana harian setiap hari.
Meskipun demikian, usaha terus menerus tanpa jeda tentunya kurang bagus bagi kesehatan kita secara fisik maupun psikologis. Oleh karena itu, tetapkanlah reward setiap menyelesaikan suatu usaha. Misalnya setelah belajar 1 jam penuh kita bisa menghadiahi diri kita dengan menonton Youtube selama 15 menit.
Tapi yang perlu diingat, jangan sampai porsi reward melebihi porsi usaha yang telah kita lakukan. Kita juga bisa mengakumulasi reward di belakang sehingga fokus kita dalam melakukan sesuatu dapat terjaga, seperti misal belajar seminggu penuh lalu mengambil istirahat 1 hari penuh dalam seminggu.
Usaha terus menerus tanpa jeda tentunya kurang bagus bagi kesehatan kita secara fisik maupun psikologis. Oleh karena itu, tetapkanlah reward setiap menyelesaikan suatu usaha.
4. Konsisten dan Doa
Semua hal yang kita lakukan di atas tidak akan ada gunanya jika kita tidak konsisten dengan itu. Problematika klasik dari setiap usaha yang dilakukan manusia adalah masalah konsistensi. Di awal kita cenderung terlalu bersemangat hingga selalu melampaui target yang sudah kita tetapkan.
Namun seiring waktu, semangat kita pun berkurang dan target semakin terasa mustahil untuk dicapai. Inkonsistensi bisa membuat semua usaha yang kita lakukan sebelumnya pun bagaikan menyiduk air laut dengan sendok makan, tidak akan menghasilkan apa-apa.
Bagaimana cara menjaga konsistensi kita? Cara paling gampang yaitu dengan merujuk kembali pada tujuan di awal.
Jika tujuan kita di awal tidak ada masalah, maka seharusnya tujuan tersebut akan mampu kembali mendorong kita untuk berusaha. Lagipula pada dasarnya tujuan adalah cerminan dari keinginan kita akan sesuatu.
Pada dasarnya tujuan adalah cerminan dari keinginan kita akan sesuatu.
Selain konsistensi, peran doa juga tidak kalah penting. Setelah melakukan semua yang terbaik yang bisa kita lakukan, kita hanya bisa berdoa dan berpasrah pada Tuhan untuk hasil yang terbaik bagi kita. Dengan berdoa dan berpasrah, kita pun bisa melatih diri kita untuk menerima apapun hasilnya nanti.
Berpasrah bukan berarti pesimis. Pada saat berusaha justru kita harus selalu optimis. Namun setelah selesai berusaha, yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa dan berpasrah diri. Jika ada pepatah "Usaha tidak akan mengkhianati hasil", bukan berarti penulis tidak setuju dengan hal itu, tetapi akan lebih tepat jika dikatakan bahwa "Apapun usaha yang dilakukan pasti akan membuahkan hasil".
Jika ada pepatah "Usaha tidak akan mengkhianati hasil", bukan berarti penulis tidak setuju dengan hal itu, tetapi akan lebih tepat jika dikatakan bahwa "Apapun usaha yang dilakukan pasti akan membuahkan hasil".
Demikianlah beberapa tips&trik untuk persiapan kembali belajar di tahun baru ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa 2021 mungkin tidak akan bisa sebaik yang banyak orang harapkan, tetapi itu tidak bisa dijadikan alasan untuk berhenti belajar. Lagipula seperti kata Rene Descartes, cogito ergo sum, manusia ada karena ia selalu berpikir. (WALMN)
cogito ergo sum, manusia ada karena ia selalu berpikir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H