Selain itu minus di mata saya bisa jadi bertambah jika diteruskan. Radiasi layar smartphone berbahaya, mata saya juga sering berair dan berat rasanya.
Kedua aktivitas tersebut malah jadi lingkaran tak berujung yang membelenggu. Makanya saya ingin mencari hal yang baru yang bisa menggantikan aktivitas tersebut.
Candu harus digantikan dengan candu. Begitu pikir saya.
Saya mencoba untuk menghapus dan menonaktifkan media sosial saya (Instagram dan Facebook terutama), serta menghapus "game" di smartphone.
Lalu saya mulai membaca novel yang pernah saya beli sebelumnya. Jujur saja saya sudah pernah membeli novel tapi tidak saya baca sampai habis.
Pertama saya meneruskan untuk membaca novel "Kim Ji-yeong, 1982". Saya cukup mengantuk ketika membaca cerita teks-teks saja, maklum saya memang lebih suka baca komik karena ada visualnya.
Rasanya bosan saat mencoba untuk fokus membaca novel. Ketika bosan itu muncul entah kenapa saya mengambil smartphone dan mencoba membuka media sosial.
Padahal media sosial yang sering saya gunakan sudah saya hapus. Mungkin itu efek kebiasaan ketika lagi gabut dan suntuk-suntuknya, kita sering membuka layar smartphone dan "scrolling" media sosial.
Akhirnya saya coba taruh smartphone itu jauh dari saya. Dan lebih fokus untuk memahami setiap kalimat dan paragraf pada novel yang saya baca.
Menariknya, saya bisa terikat dengan karakter dan situasi di novel "Kim Ji-yeong, 1982" ini. Saya mulai bisa mengimajinasikan situasi, pengalaman, perilaku, perasaan sang tokoh pada novel yang saya baca.
Aneh, padahal hanya teks saja, tapi kenapa imajinasi itu terasa nyata dan dekat dengan saya. Disini saya mulai tertarik sekali dengan novel.