"Ini tulisan semua memang pendapatku sih, jadi kurang aktual. Harusnya ada pendapat ahli atau narasumbernya."
"Terkesan sok tahu, tulisanku belum bisa di konfirmasi kebenarannya. Data saja gak ada."
"Kurang menarik dan unik? Beda selera mungkin sama editor?"
"Judul sama tulisan kurang sinkron dan kurang terfokus, terus isinya tidak komprehensif."
Akhirnya dari situ saya mulai cari informasi tentang gimana caranya masuk Artikel Pilihan, terus Artikel Utama, K-Rewards dan lain sebagainya. Dan terus saja saya menulis, kalau otak lagi dapet insight dan lagi ada mood sih. Syukurlah kalau masuk kategori pilihan, apalagi artikel utama.
Karena aku gak bisa maksa nulis harus nunggu mood (moody yah, hehe), Apalagi nulis politik. Aduh, tolong saya tidak sanggup. Lihat keadaan politik Indonesia saja sudah bikin pusing kepala. Apalagi menyikapinya lewat tulisan. Kecuali pejabat lagi ngelawak, hahaha.
Kembali lagi ke persoalan pageviews. Saya pernah menulis Artikel tentang isu yang lagi viral di medsos. Tentang Doktor Psikologi, Dedy Susanto yang dilaporkan ke Polisi. Viewsnya cuma puluhan. Dan saya terheran, apalagi di Kompasiana belum ada yang nulis. Meskipun masuk dalam pilihan editor tapi viewsnya sedikit, ada sedikit perasaan tidak terima saat itu.
Rasanya seperti percuma dan tidak ada gunanya. Sudah nulis lama, tapi viewsnya sedikit, hmmm. Tapi entah kenapa ada sebagian diri saya yang ternyata dibutakan oleh label dan views.
"Yesss dapat Pilihan!!"
"Mantapss, Artikel Utama!"
"Views nya udah berapa nih sekarang !?"
Padahal saya masih belajar nulis, tapi saya gak mau munafik, kalau sesekali saya takabur dan sombong dengan apa yang sudah saya dapatkan. Akibatnya saya khawatir, galau dan gelisah kalau saya tidak mendapatkan apa yang sudah saya ekpetasikan. Apalagi hanya dengan label dan views semata. Maafkeunn hamba~
Harusnya saya belajar untuk lebih konsisten dalam menulis. Terlepas dari reward yang diberikan oleh pihak Kompasiana dan respon pembaca. Belajar mengevaluasi tulisan, paragraf dan gaya bahasa yang sesuai dengan gaya menulis saya agar menarik para pembaca di Kompasiana.
Lebih baik fokus untuk meningkatkan kualitas tulisan daripada mengejar hasil tanpa menikmati proses. Apapun itu saya masih belajar di sini dan akan terus belajar.
Terimakasih Kompasiana sudah menjadi wadah menuangkan pemikiran dan keresahan, yang menurut saya lebih nyaman daripada media dan platform lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H