Mohon tunggu...
ardyan harmaka putra
ardyan harmaka putra Mohon Tunggu... -

seseorang yang belajar untuk hidup

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menjajaki Ranu Kumbolo, Danau Tertinggi di Tanah Jawa

18 Juni 2012   16:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:49 7854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_188932" align="alignleft" width="246" caption="1. Kaldera Selatan Bromo dengan bukit Telletubisnya, 2. Bantengan, 3. Desa Ngadas, 4. Desa Ranu Pani"]

13400349291552073813
13400349291552073813
[/caption] Pukul 12.00 WIB tepat kami telah sampai di desa Ranu Pani, setelah melakukan registrasi perijinan, cek ulang peralatan dan logistik, dan tentunya juga makan siang dan berdoa sekitar pukul 13.30 WIB kami mulai pendakian ke Ranu Kumblo.

Jalur pendakian Ranu Kumbolo sama dengan jalur pendakian ke Gunung Semeru. Jalur ini dimulai dengan trek aspal melewati perkebunan penduduk Suku Tengger yang ditinggal di desa Ranu Pani*. Setelah melewati trek aspal yang panjangnya kurang lebih 1 km, kami langsung di suguhi oleh trek yang menanjak. Saya yang sudah lama tidak bermain dengan trek tanjakan dan baru pertama kali kesini langsung syok (berlebihan gak?), kelima teman saya yang ahli tanjakan sudah jauh meninggalkan saya.

[caption id="attachment_188933" align="aligncenter" width="638" caption="perkebunan Suku Tengger Ranu Pani"]

1340035233373189795
1340035233373189795
[/caption]

Dalam pikran saya tanjakan ini akan berhenti ketika saya sampai Ranu Kumbolo nanti, tapi pikiran saya itu salah. Tanjakan pertama ini hanya berjarak kurang dari 1 km dan dalam waktu kurang  dari 30 menit saya sudah berada di ujung tanjakan. "Inilah tanjakan pertama jalur Ranu Kumbolo, selebihnya landai" bisik teman saya, dan saya bahagia mendengar bisikan itu.

Setelah tanjakan pertama tadi, jalur pendakian ke Ranu Kumbolo dilakukan dengan menyisir pinggiran bukit yang sudah terlihat jelas jalur treknya. Jalur ini di dominasi oleh pepohonan rimbun khas hutan hujan topis

[caption id="attachment_188934" align="alignleft" width="283" caption="Kondisi Jalur pendakian ke Ranu Kumbolo"]

1340035390290658557
1340035390290658557
[/caption] daerah Jawa bagian timur, dengan beberapa kanopi hutan di beberapa tempat. Hal ini yang membuat perjalanan ke Ranu Kumbolo sedikit membosankan karena tidak begitu banyak pemandangan alam khas pegunungan yang dapat kami saksikan karena terhalang kanopi hutan. Selama perjalanan kami bertemu dengan beberapa pendaki lain dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam jalur pendakian mulai dari Ranu Pani, terdapat empat shelter yang kami lalui dengan jarak tiap shelter ke shelter berikutnya sekitar 1 jam perjalanan "keong"(istilah untuk jalan yang sangat amat nyantai dengan diselingi bercanda dan berhenti untuk istirahat beberapa kali) kami.

Tepat setelah shelter ketiga kami dihadapkan dengan tanjakan kedua, tanjakan kedua ini lebih parah ekstremnya daripada tanjakan pertama (sekali lagi bujuk rayu Wendy berhasil). Dengan sudut kemiringan hampir 45 derajat dan panjang hampir 500 m (CMIIW soalnya gak bawa busur derajat dan meteran :D) membuat saya sedikit drop, dan kaki saya mulai "njahit" (istilah untuk kaki gemetar karena kelelahan). Hal ini dikarenakan saya salah tempat beristirahat  yaitu di jembatan 100 m sebelum shelter ketiga*.

Setelah kurang lebih setengah  jam mendaki dari tanjakan kedua itu Wendy berbisik (lagi) "Ini tanjakan terakhir benar - benar terakhir bila HANYA untuk ke Ranu Kumbolo", tapi saya sudah tidak percaya lagi akan bujuk rayunya (untuk saat ini). Lama perjalanan yang hampir 4 jam dari Ranu Pani akhirmya terbayar dengan terlihatnya danau Ranu Kumbolo dari kejauhan. Indah, keren, mengagungkan,takjub dan beribu kata pujian lain keluar dari mulut saya. Menyisir bukit selepas tanjakan terakhir itu dengan view danau Ranu Kumbolo membuat saya mempercepat langkah saya agar segera di tiba dipinggiran danau yang berada di ketinggian 2400 mdpl dan merasakan hawa dingin dan sejuk udara disana.

Pukul 17.30 WIB tepat saya sudah berada di pinggiran Ranu Kumbolo, dan sudah disambut dengan coklat

[caption id="attachment_188935" align="alignright" width="323" caption="selamat datang di Ranu Pani"]

1340035627113380797
1340035627113380797
[/caption] panas buatan kawan Ali dan bang Abidin saya yang sudah tiba lebih dulu. Tepian danau Ranu Kumbolo saat itu sangat ramai dengan deretan tenda dome dari pendaki yang sudah tiba lebih dahulu, pemandangan ini bila dilihat dari atas seperti satu daerah perkampungan pendaki yang berada diketinggian. Ranu Kumbolo juga dijadikan tempat transit favorit sebelum dan setelah pendaki mencapai puncak Mahameru (3676 mdpl) yang merupakan tanah tertinggi di tanah Pulau Jawa. Dalam musim liburan long weekend dan bulan Juni - September merupakan saat yang tepat untuk melakukan pendakian  gunung - gunung  dan trip wisata ke beberapa tempat Indonesia, begitu juga pendakian ke Gunung semeru atau Ranu Kumbolo. Hal ini dikarenakan pada bulan tersebut cuaca boleh dibilang lebih baik dan bersahabat serta lebih stabil dibanding dengan bulan - bulan yang lain. Setelah menikmati santap malam mie goreng (makanan khas pendaki gunung) dan bercengkrama tentang pengalaman kami masing, pukul 20.30 WIB kami larut dalam mimpi indah kami dengan ditemani oleh kabut tipis Ranu Kumbolo.

[caption id="attachment_188936" align="alignleft" width="283" caption="sunrise Ranu Kumbolo"]

1340035716995603092
1340035716995603092
[/caption] Pukul 05.00 WIB, saya bangun dari tidur saya (hal yang jarang saya lakukan bila di rumah). Sengaja alarm di hape saya setting jam segitu agar saya dapat mengejar matahari terbit di Ranu Kumbolo. Benar saja, yang mempunyai pemikiran akan hal itu bukan cuma saya, hampir semua pendaki bangun jam 5 pagi untuk bersiap mengejar matahari terbit di Ranu Kumbolo. Hiasan lampu kilat dari kamera tiap - tiap pendaki menyala bagai kembang api pesta tahun baru untuk mengabadaikan matahari terbit sat itu. Saya pun tidak mau ketinggalan untuk mendokumentasikannya. Siluet dan refleksi air danau memberikan efek alami yang sangat menakjubkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun