Mempuisikan Gambar
Pena Tuhan telah digerakkan
menggambar garis takdir.
Dengan mata ini aku melihat
oval, persegi, segita
tapi bentuk nasib aku tak bisa begitu melihat jelas
Rekonstruksi waktu seolah-olah berbicara tentang eksistensialisme warna hidup
Esok dan esok hanyalah sebuah abstrak
Kisah yang lalu hanya sebuah keindahan monokrom
Di tepi frame aku berdiam
menghisap kretek sambil
memandang kenestapaan pada komplementer
Diantara pilihan hidup
aku tak pernah bisa memilih
kadang putih
mungkin besok hitam
atau abu-abu
Bogor, 6 November 2023
Angin laut timur meriwayatkan tentang kerinduan seseorang kepada makhluk ciptaan Tuhan.
Angin laut timur telah menceritakan tentang kecintaan seseorang kepada wanita pemilik kacamata.
Angin laut timur telah mendongengkan tentang sebuah nama dalam doa seseorang kepada Tuhan.
Bogor, 5 November 2023
Cintaku Platonik
Datang tanpa undangan
kau datang dalam mimpi
lalu pergi tanpa salam
di waktu subuh
Sudah yang ketiga kali bahkan lebih
kau berkunjung ke dalam mimpiku
Aku bertanya maksud mu berkunjung untuk apa
untuk rindukah, untuk cintakah, untuk kasihkah
Bukankah kau sudah tau
Cintaku adalah cinta platonik
yang sombong menempuh jalan panjang
yang berdiri arogon ditengah abad kekosongan
Yang ku tau kau lebih suka cinta kapitalisme
yang mehegemoni rindu
dengan segala hasrat membabi buta
menggerus segala duka
hingga tak ada yang tersisa dari airmata
2023
Â
Post-simulakra
Ditengah kebingungan mutlak dan semu
aku meletakkan pilihan
lalu menangkap bayangan
Kemana lagi langkah ayunan kaki
sejenak musafir terhenti
membuka pertanyaan
pada batu yang terukir air ujan
Oh Tuhan-ku
Jika aku datang padamu dengan keserakahan
maka hakimi aku dengan sifat pengasih-Mu
Jika aku datang padamu dengan kesombongan
maka hakimi aku dengan sifat
Maha Kuasa-Mu
Bogor, 4 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H