Mohon tunggu...
Ryan Ardiansyah
Ryan Ardiansyah Mohon Tunggu... Penulis - Tak ada kosa kata yang mampu mengambarkan

Barangkali kopi kita kurang diaduk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bangunan Tatanan Sosial Baru?

27 Mei 2020   22:18 Diperbarui: 27 Mei 2020   22:30 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: flickr.com/photos/47385468@N08 oleh Ashley Edwards

Entah apa yang terjadi di Istana dan gedung DPR yang masih memperdebatkan tentang strategi melawan corana yang selalu berubah-ubah. Mulai dari Social Distancing kemudian karantina wilayah dan kini memperbolehkan warga di bawah 40 tahun di perbolehkan melakukan aktivitas kembali. Atau di gedung DPR yang membahas Undang-undang terkait Omnibus Law (atau RUU Cipta Kerja) dan Revisi UU Mahkama Konstitusi (MK). Tentu terlihat seperi fraksi yang ngotot dan terkesan ambisius, terlihat seperti sedang mencederai kepercayaan rakyat.

Corona bukan hanya menyerang tubuh tapi juga membunuh banyak usaha ekonomi sehingga angka ekonomi nasional terjun bebas. Pabrik ditutup, sarana dan transportasi umum ditutup. Ketika kita melihat saudara dan tetangga kita kehilangan mata para pencaharian atau istilah kasarnya di PHK. Membuat pemerintah untuk membuat kebijakan pelonggaran PSBB yang kegiatan tersebut hanya boleh dilakukan oleh usia dibawah 40 tahun, tentu hal tersebut menjadi kontroversional dan menimbulakan pertanyaan pertanyaan atas bukti data ilmiah apa mengambil keputusan tersebut?

Sedangkan, bukti sesungguhnya yang terkait yang tertular belum sepenuhnya publik percaya, jumlah angka kematian berkurang pun sampai krisis ekonomi yang dikatang berulang-ulang kali tak dapat dipastikan angka. Paling tidak mentri kesehatan yang memberikan masukan pertimbangan terkait pengambil keputusan.

Memang, sejumlah negara-negara Asia sudah melakukan pelonggaran lockdown serta sudah melakukan aktivitas kembali. Dalam sebuah situs berita yakni BBC menginformasikan tentang sejumlah kota-kota di Asia mendekati situasi normal menyusul dengan pelonggaran aturan lockdown seperti Vietnam, Myanmar, India. 

Salah satu kisah sukses di dunia yang dapat mengendalikan pandemi ini, telah mengizinkan bisnis yang tidak esensial, seperti bar, restoran, bioskop dan spa dibuka kembali dalam pekan terakhir. Tentu hal ini dikarenakan faktor pemerintah negara tersebut dapat menekan angka wabah covid yang sudah bertindak sejak awal.

Jika memang pemerintah sudah mengambil keputusan tersebut sudah mempertimbangkannya. Tentu publik akan memberikan penghormataan dan apresiasi kepada pemerintah. Namun, jika angka kenaikan kasus wabah pemerintah pasti akan melakukan PSBB kembali.

Yang menjadi perhatian saat ini tentu bagaimana rantai penularan wabah ini putus. Tentu jika putus kita dapat membangun sektor kembali dengan penuh harapan, tapi jika angka meninggi kita lebih mementingkan ekonomi maka penulis rasa hal tersebut percuma karena yang menjadi perhatiannya adalah wabahnya yang saat ini diluar kontrol kita.

Diteror Informasi

Dalam kondisi yang sangat mendesek saat ini, peran infomasi sangat penting bagi masyarakat. Karena posisi dan perannya media yang dapat melahirkan sebuah gerakan rakyat. Kalo kita berjalan diantara lorong-lorong sejarah kita bisa melihat media sebagai wadah infomasi bagi masyarakat sehingga melahirkan sebuah sikap. Saat ini seolah-olah kita dikabur informasi tentang corona.

Pelbagai macam kabar di media tentang corona yang dikembangkan dengan argumentasi, seolah-olah sedang meneror masyarakat kini, mungkin Corona sudah bisa dikatakan hantu melebihi komunis di dunia. 

Coba banyangkan sekarang masyarakat diimbau di rumah yang setiap hari kebanyakkan menghabiskan waktu dengan memegang handphone, baik itu sengaja atau pun tidak masyarakat pasti membuka media sosial. Informasi yang ada saat ini membuat kita kebingungan dalam memilih dan memilih yang dianggap baik dan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun