Mohon tunggu...
Ardiyan Rio Permadi
Ardiyan Rio Permadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Alhamdulillah

"Bakarlah surga dan siramlah neraka, ketika prosa Tuhan kehilangan pendengarnya." ardiyan.rio27@gmail.com twitter | instagram @ardiyan_rio #INYONGISME - #IAMUNITED

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tercerahkan! Malam Satu Suro di Gunung Slamet (part1)

16 Oktober 2015   12:52 Diperbarui: 16 Oktober 2015   12:52 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sampai di pos 2 Walang, kami memutuskan mendirikan tenda dan beristirahat disana. Sementara yang lain tidur, saya dan dua teman lainnya diluar tenda menikmati sunyi dan dinginnya Gunung Slamet, dengan secangkir kopi dan beberapa biskuit. Tak ada yang spesial, tapi sudah kupastikan tak ada yang mengalahkan perasaan damai dan nyaman waktu itu.

Setelah pagi kami melanjutkan perjalanan dengan target pos 7 untuk kembali bermalam disana. Pos demi pos terlewati; pos 3 Pondok Cemara, pos 4 Samarantu, pos 5 Mata Air, pos 6 Samyang Rangkah, pos 7 Samyang Kendil. Saya dan Jeje, salah satu senior Mahatma sengaja meninggalkan rombongan di pos 5 yang sedang beristirahat untuk mencari tempat mendirikan tenda karena hari itu banyak sekali pendaki. Karena di pos 7 sudah penuh tenda, saya memutuskan memilih tempat dibawah pos 7 yang lumayan luas untuk bermalam disana. Karena masih pukul 2 siang, saya mulai menguluarkan kompor dan nesting untuk membuat makanan dan minuman agar setalah rombongan sampai mereka langsung bisa makan siang.

Ba'da asar saya mengajak 4 anggota rombongan yang masih terbilang pemula dan perdana mendaki Gunung Slamet untuk summit attack menuju bibir kawah Gunung Slamet. Setelah sejenak berdoa, saya sengaja berjalan cepat karena memburu waktu sampai diatas sebelum matahati terbenam agar dapat menikmati sunset disana. Melewati pos 8 dan akhirnya sampai di Plawangan atau batas vegetasi (Point of No Return), kami sejenak menghela nafas sambil mengambil beberapa foto disana. Hanya 10 menit kami beristirahat, saya memberikan tips dan trik untuk dapat melewati trek summit yang terbilang sangat ekstrim. Memerhatikan pijakan, pegangan, dan jurang di sebelah kanan trek.

Semua berjalan lancar, kami semua sampai di puncak Gunung Slamet dengan selamat dan tepat waktu. 1 jam lebih 15 menit dari pos 7 ke puncak dan disuguhi samudera awan jingga didepan kami, langit biru cerah di diatas kami dan matahari yang sebentar lagi pulang keperaduannya. Saya melihat mereka begitu senang kala itu, senyum lebar dan mata berkaca-kaca tak percaya bahwa mereka sampai di puncak tertinggi Jawa Tengah. Ya, saya juga merasakan hal yang sama kala pertama kali berada disana, setengah tidak percaya hingga menitikkan air mata.

Betapa kecil kita dihadapan-Nya, hingga merasa sangat bersalah karena sering melangkah dengan rasa sombong dan berbangga-bangga terhadap diri sendiri. Padahal tidak ada satupun hal yang dapat kita banggakan, apalagi kita sombongkan.

Setelah sejenak berdoa dan mengambil foto dengan pemandangan yang tidak setiap hari dilihat, kami memutuskan untuk segera turun dengan alasan angin yang semakin kencang juga gelap yang membuat trek terjal akan semakin menyeramkan.

Sesampainya di tenda tak ada kompromi lagi untuk membuat makanan dan minuman hangat karena perut mulai kosong dan kerongcongan. Lega sekali rasanya perut terisi, puas dan gelak tawa mereka membayangkan bagaimana perjuangan beberapa jam tadi memanjat antara hidup mati, menyerah pada ego atau memenangkan ambisi, sementara hati membisikkan bahwa tak ada kemenangan tanpa perjuangan.

Berkenalan dengan teman pendaki yang sama-sama mendirikan tenda di sebelah dan depan kami; ada yang dari Cilacap, Pekalongan dan Magelang. Berbagi minuman hangat dan makanan ringan sembari bercengkerama tentang pengalaman dan pelajaran berharga tentang mendaki.

---

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun