Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Citayam Fashion Week" Buah dari Masifnya Pembangunan Kota

28 Juli 2022   07:42 Diperbarui: 31 Juli 2022   06:27 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Citayam Fashion Week suatu ungkapan yang saat ini trend di media sosial. Citayam Fashion Week merupakan aktivitas anak-anak muda yang nongkrong di kawasan pertemuan Stasiun Commuter Line Sudirman, Stasiun MRT Dukuh Atas, dan Stasiun Kereta Bandara BNI City, Jakarta. Di area tersebut selain terdapat ruang hijau terbuka juga ada terowongan.

Anak-anak muda yang berada di sana, selain menghabiskan waktu untuk menikmati ruang terbuka yang nyaman, lapang, dan bangunan taman yang modern, mereka di sana juga 'mejeng', berdandan, fashion, dengan aneka kreasi baju yang mereka miliki atau beli. Dengan aneka baju yang dikenakan, mereka sambil membikin video, foto, atau berswafoto. 

Hal demikianlah yang membuat aktivitas mereka menjadi trend. Ruang terbuka dan terowongan yang ada di kawasan tersebut seolah menjadi panggung bagi anak-anak muda untuk berkreasi dan menyalurkan jiwa dan rasa sebagai anak muda (yang baru gede).

Anak-anak muda itu datang dari berbagai wilayah di Jakarta dan daerah penyangga seperti Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor. Sebab akses menuju ke kawasan Stasiun Sudirman atau Dukuh Atas mudah, gampang, dan murah, karena ada Commuter Line atau kereta listrik (KRL), maka mereka yang datang ke sana bisa jadi juga dari Cikarang dan Rangkas Bitung.

Setiap sore terutama hari Sabtu dan Minggu serta hari libur, ratusan anak muda, laki-laki dan perempuan, dari berbagai arah berduyun-duyun ke kawasan Stasiun Sudirman. Entah karena yang datang dari Citayam dan Bojonggede sangat masif, maka kedua nama wilayah di Bogor itu kerap disematkan dalam aktivitas di kawasan Stasiun Sudirman itu.

Fenomena yang demikian rupanya sangat menarik bahkan salah satu media online dari Jepang memberitakan aktivitas anak-anak muda itu. Lalu apakah fenomena anak-anak muda yang nongkrong dan mejeng di tempat terbuka atau di pinggir jalan itu suatu hal yang baru? 

Tentu tidak, di tahun 1980-an hal yang demikian pernah terjadi di Jl. Melawai, Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Saking popularnya Jl. Melawai membuat fenomena itu diangkat dalam satu lagu yang berjudul Lintas Melawai. 

Lagu bergenre pop-rock itu dinyanyikan oleh rocker Hari Moekti. Tak hanya Hari Moekti yang mengangkat fenonema anak muda mejeng di kawasan itu. Penyanyi pop di masanya, Denny Malik, juga mengangkat fenomena itu dalam lagu yang berjudul Jalan-Jalan Sore.

Seiring perkembangan waktu dan perkembangan kota, akhirnya Jl. Melawai dan Blok M yang dulu menjadi tempat mejeng dan bergaya bagi anak-anak muda Jakarta menjadi redup bahkan ditinggalkan anak muda.

Lalu apa yang menyebabkan fenomena di Jl. Melawai, Blok M, itu muncul kembali dengan sebutan Citayam fashion Week?

Pertama, semakin banyaknya ruang terbuka hijau, taman kota (city park), atau alun-alun di Jakarta. Kalau kita lihat di masa Gubernur Anies Baswedan, di Jakarta banyak dibangun atau tercipta ruang terbuka yang di mana di tempat itu sangat instagramable.

Dulu ketika Jl. Sudirman, Jakarta, belum direvitalisasi di mana trotoar yang ada tidak nyaman buat pejalan kaki, tidak ada orang yang mengabadikan diri di jalan itu, meski saat itu sudah ada dunia fotografi. 

Selepas trotoar diperlebar di mana membuat pejalan kaki sangat nyaman, setiap saat terutama hari Sabtu, Minggu, dan hari libur, pelintas jalan di sana sering membuat video, foto, dan swafoto, pastinya dengan baju pilihan.

Jalan protokol dan vital di Jakarta itu semakin menarik ketika JPO Sudirman dibuka tanpa atap sehingga bila orang melintas bisa melihat gedung-gedung tinggi dengan jarak yang sangat dekat. Jembatan penyeberangan orang ini menjadi sasaran anak muda sebelum JPOS Phinisi ada. 

Ketika JPOS Phinisi selesai dibangun dan bisa digunakan, masyarakat beralih melakukan aktivitas fotografi di tempat ini. Pun demikian hadirnya Taman Eco Park Tebet, Lapangan Banteng, dan ruang-ruang terbuka hijau lainnya yang tersebar di Jakarta.

Anak-anak muda berkumpul dan bergaya dengan baju yang pilihan, sejatinya bukan hal yang baru. Sebelum ada kawasan Stasiun Sudirman, JPOS Phinisi, Taman Eco Park Tebet, Lapangan Banteng, mereka di tahun-tahun sebelumnya beraktivitas yang seperti demikian di Kota Tua. Di Tahun 1980-an, di Jl. Melawai, Blok M.

Bila hari Sabtu, Minggu, dan hari libur, di Kota Tua sebenarnya juga terjadi 'Citayam fashion Week' namun sayangnya media sosial saat itu belum semasif saat ini. Ketika di Jakarta hadir ruang terbuka atau alun-alun yang baru, maka titik kumpul anak-anak muda bergeser ke banyak tempat, tidak hanya di Kota Tua.

Fenomena 'Citayam Fashion Week' sebenarnya juga muncul di kota-kota besar lainnya. Revitalisasi trotoar di kota Semarang, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bogor, dan kota lainnya juga membuat anak-anak muda datang ke tempat itu. 

Lihat saja bagaimana ketika anak-anak muda di Kota Lama Semarang, Jl. Tunjungan Surabaya, Kajoe Tangan Malang, Jl. Malioboro Yogyakarta, Alun-Alun Kota Bogor, anak-anak muda di sana juga melakukan aktivitas membuat video, foto, dan swafoto, pastinya dengan baju yang mereka anggap paling oke banget.

Kedua, masifnya masyarakat, terutama anak-anak muda berkumpul di ruang terbuka atau alun-alun sebab akses menuju ke sana sangat mudah dan murah. 

Kalau kita lihat, kawasan Stasiun Sudirman merupakan lokasi yang sangat mudah dijangkau. Berbagai moda transportasi mulai dari commuterline, MRT, Transjakarta, bahkan kereta bandara bisa menjangkau kawasan Stasiun Sudirman. 

Sistem transportasi yang terintegrasi semakin memudahkan msyarakat untuk menuju ke sana. Jl. Melawai Blok M dan Kota Tua Jakarta juga merupakan kawasan yang mudah dijangkau dari berbagai arah dan tujuan.

Mudahnya lokasi yang dijangkau serta biaya transportasi yang murah inilah yang membuat masyarakat ringan untuk menuju ke sana. Fenomena yang demikian sudah terjadi di Jepang. Dijadikannya Shibuya, Tokyo, sebagai terminal utama berbagai transportasi yang melayani dari dan ke Shibuya ke berbagai kota atau daerah penyangga membuat kawasan itu mudah dijangkau oleh masyarakat di sana. 

Pembangunan yang diikuti dengan berdirinya pusat pertokoan, mal, dan restoran menjadikan Shibuya menjadi kawasan yang dituju oleh banyak orang.

Semakin ramai dan enak buat nongkrong membuat Shibuya menjadi kawasan yang menarik dan menantang buat anak-anak muda di sana bahkan dunia untuk menyalurkan jiwa mudanya. Dari sinilah di sana muncul apa yang sekarang ngetrend di sini, 'Citayam Fashion Week'.

Ketiga, saya tidak menyebut fenomena 'Citayam Fashion Week' seperti komunitas La Sape. Komunitas yang muncul di Kongo, Afrika, itu disebut kelompok masyarakat yang berdandan, fashionable, meski hidup dalam kemiskinan. 

Dalam foto yang beredar, anggota komunitas ini menggunakan pakaian yang berwarna-warni, bak pakaian orang-orang Prancis. Mereka ber-fashion untuk melupakan masalah yang mereka hadapi, kemiskinan, dan protes terhadap sistem ekonomi yang tidak adil, tidak menetes kepada mereka.

Kalau kita lihat di siaran televisi atau media online, terungkap banyak di antara anak-anak muda yang nongkrong di kawasan Stasiun Sudirman, putus sekolah, Ada pula anak yang lari dari rumah karena masalah keluarga. 

Kalau dilihat dari yang demikian, sepertinya ada masalah ekonomi di sana. Entah dengan alasan itu, di kawasan Stasiun Sudirman, mereka melupakan masalah itu dan menikmati masa-masa mudanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun