Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Citayam Fashion Week" Buah dari Masifnya Pembangunan Kota

28 Juli 2022   07:42 Diperbarui: 31 Juli 2022   06:27 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem transportasi yang terintegrasi semakin memudahkan msyarakat untuk menuju ke sana. Jl. Melawai Blok M dan Kota Tua Jakarta juga merupakan kawasan yang mudah dijangkau dari berbagai arah dan tujuan.

Mudahnya lokasi yang dijangkau serta biaya transportasi yang murah inilah yang membuat masyarakat ringan untuk menuju ke sana. Fenomena yang demikian sudah terjadi di Jepang. Dijadikannya Shibuya, Tokyo, sebagai terminal utama berbagai transportasi yang melayani dari dan ke Shibuya ke berbagai kota atau daerah penyangga membuat kawasan itu mudah dijangkau oleh masyarakat di sana. 

Pembangunan yang diikuti dengan berdirinya pusat pertokoan, mal, dan restoran menjadikan Shibuya menjadi kawasan yang dituju oleh banyak orang.

Semakin ramai dan enak buat nongkrong membuat Shibuya menjadi kawasan yang menarik dan menantang buat anak-anak muda di sana bahkan dunia untuk menyalurkan jiwa mudanya. Dari sinilah di sana muncul apa yang sekarang ngetrend di sini, 'Citayam Fashion Week'.

Ketiga, saya tidak menyebut fenomena 'Citayam Fashion Week' seperti komunitas La Sape. Komunitas yang muncul di Kongo, Afrika, itu disebut kelompok masyarakat yang berdandan, fashionable, meski hidup dalam kemiskinan. 

Dalam foto yang beredar, anggota komunitas ini menggunakan pakaian yang berwarna-warni, bak pakaian orang-orang Prancis. Mereka ber-fashion untuk melupakan masalah yang mereka hadapi, kemiskinan, dan protes terhadap sistem ekonomi yang tidak adil, tidak menetes kepada mereka.

Kalau kita lihat di siaran televisi atau media online, terungkap banyak di antara anak-anak muda yang nongkrong di kawasan Stasiun Sudirman, putus sekolah, Ada pula anak yang lari dari rumah karena masalah keluarga. 

Kalau dilihat dari yang demikian, sepertinya ada masalah ekonomi di sana. Entah dengan alasan itu, di kawasan Stasiun Sudirman, mereka melupakan masalah itu dan menikmati masa-masa mudanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun