Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Kaya Nikahi Orang Miskin, Berharap Seperti Kisah Cinderella

28 Februari 2020   11:32 Diperbarui: 28 Februari 2020   11:39 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memberantas kemiskinan sepertinya tidak mudah dan tidak gampang. Untuk mengentaskan seseorang dari kemiskinan, perlu waktu lama. Bila ia diberi modal untuk berusaha, maka proses orang itu untuk mendapat untung perlu butuh waktu. 

Tak mungkin ia diberi modal usaha lalu usahanya berkembang pesat yang menghasilkan uang jutaan rupiah tiap hari. Pun demikian pendidikan yang dikatakan sebagai faktor yang bisa mengentaskan kemiskinan, ia juga perlu waktu. Untuk siap kerja, selepas menempuh pendidikan di SMK, misalnya, ia membutuhkan waktu sekitar 12 tahun.

Program-program untuk mengentaskan kemiskinan bukan seperti membangun infrastruktur, sekarang dibangun esok mungkin bisa dinikmati. Program pengentasan kemiskinan baru terasa 20 tahun kemudian dari saat ini dilakukan. Kesejahteraan yang sekarang ada dan banyaknya orang berpendidikan saat ini, itu buah dari 20 atau 30 tahun pembangunan masa lalu.

Sebagai isu yang penting dan sensitif, masalah kemiskinan sering dibahas, didiskusikan, dan diseminarkan oleh pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat. Mereka mencari akar masalah dan solusinya. Meski akar masalah dan solusinya sudah ada dan banyak orang yang tahu namun soal kemiskinan terus saja dibahas dan diperdebatkan.

Di tengah kebingungan pemerintah mencari cara bagaimana kemiskinan bisa dituntaskan secara cepat, seperti membangun infrastruktur jalan tol, jembatan, bandara, dan pelabuhan; Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mempunyai ide mengentaskan kemiskinan dengan cara cepat. 

Caranya? orang kaya wajib menikahi orang miskin. Hal demikian disebut sebagai cara memutus rantai kemiskinan. Bila itu terjadi di mana orang yang miskin dinikahi orang kaya, maka jumlah kemiskinan penduduk akan berkurang. 

Bila ada seribu orang kaya menikahi orang miskin maka terjadi pengentasan kemiskinan secara massal dan cepat. Dengan demikian apa yang diresepkan oleh Muhadjir sangat mujarab, mampu mengentaskan kemiskinan tanpa memerlukan proses puluhan tahun.

Meski cara yang diusulkan oleh Muhadjir tadi sangat mujarab namun proses orang kaya menikahi orang miskin itu tidak mudah dan gampang. Fakta di masyarakat pernikahan bisa terjadi setelah dua orang, laki-laki dan perempuan, berkenalan atau dikenalkan oleh keluarga untuk melakukan pernikahan.

Pernikahan disepakati bila dua orang berlainan jenis tadi sehati dan merasa cocok. Jadi faktor utama dari pernikahan adalah kecocokan hati. Bila faktor yang utama ini menjadi landasan maka membuat pernikahan itu bisa langgeng dan bahagia.

Memang ada faktor pernikahan yang dilandasi oleh harta namun biasanya hal demikian sangat mengkhawatirkan keberlangsungan rumah tangga dan pelaku pernikahan. Di beberapa daerah, masyarakat di sana kerap melakukan pernikahan karena faktor harta. Tujuannya ingin lepas dari kemiskinan namun kondisi dari pernikahan itu menyedihkan meski tidak semua. 

Dalam keberlangsungan pernikahan, pihak yang miskin biasanya dari kalangan perempuan, sering menjadi korban kekerasan dan pelecehan dari pihak yang kaya. Bahkan praktik-praktik pernikahan yang dilandasi harta dan ingin terentas dari kemiskinan, dijadikan praktik perdagangan manusia. Diiming-imingi janji dinikahi orang kaya, orangtua rela melepaskan anak gadisnya dibawa pergi oleh 'makelar'.

Pernikahan dilandasi harta bisa jadi merupakan kisah dan fakta sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Banyak cerita pernikahan yang dilandasi harta, ada yang berujung kesedihan, ada pula kebahagiaan. 

Dalam sastra kita pun ada cerita mengenai hal yang demikian. Kisah Siti Nurbaya sebuah pernikahan karena ayah Siti Nurbaya tidak mampu membayar utang kepada Datuk Meringgih. Kisah ini menyedihkan dari kisah pernikahan karena dilandasi faktor harta.

Ada pula kisah pernikahan dari orang kaya dengan orang miskin yang sangat membahagiakan. Kisah Cinderella adalah kisah pernikahan seorang Pangeran dengan seorang gadis yang bernama Cinderella. 

Cinderella yang hidupnya menderita, dijadikan babu oleh ibu dan kakak tirinya, bermimpi hidunya akan berubah bahagia. Singkat cerita, dalam pesta di istana, Pangeran jatuh hati pada Cinderella. Dari sinilah selanjutnya Pangeran menikahinya hingga akhirnya Cinderella bahagia dan terentas dari kemiskinan serta penderitaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun