Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koalisi Besar, Rumit dan Penuh Intrik

27 Agustus 2018   10:54 Diperbarui: 27 Agustus 2018   11:10 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumitnya koalisi besar seperti pada koalisi pendukung Joko Widodo tidak hanya berhenti pada masalah Cawapres. Bila mereka menang, masalah menunggu kembali. Pastinya bila mereka menang, masing-masing partai politik meminta jatah kekuasaan. Meski sebelumnya mereka gembar-gembor koalisi tanpa syarat. 

Jatah kekuasaan yang terhampar dalam menyusun kabinet menteri akan menjadi rayahan atau rebutan. Dari rayahan menteri itu pastinya akan timbul lobby-lobby bahkan saling bisik, sikut, dan intrik hingga akhirnya menjadi aib bila dibuka kepada publik. Seperti apa yang pernah dipaparkan oleh Mahfud MD dalam sebuah tayangan televisi.

Masing-masing partai pasti menginginkan jatah kementerian yang tidak hanya strategis namun juga banyak anggarannya. Bahkan untuk menampung keinginan itu dibuat pos-pos kekuasaan baru untuk mengakomodir kekuatan pendukung. Akibat yang demikian membuat anggaran menjadi bengkak dan tak professional sebab terkadang orang yang tidak kompeten di tempatkan di pos kekuasaan yang ada hanya untuk kepentingan bagi-bagi jatah.

Demokrasi dengan sistem multipartai di satu sisi memang mampu mengakomodasi pilihan dan ragam kekuatan di masyarakat namun di sisi yang lain akan membuat semakin serunya perebutan kekuasaan yang ada.

Apa yang terjadi di koalisi besar belum tentu tidak terjadi di koalisi yang lebih ramping. Di koalisi yang lebih ramping hal yang demikian pasti juga akan terjadi namun skalanya kecil dan tidak terlalu rumit.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun