Karena yang memperpanjang kontrak tidak satu orang, puluhan bahkan ratusan, maka dari sinilah muncul komunitas Jawa di Sarawak.  Kolong 2 dan Kolong 4, Sungai Tengah, adalah salah satu di antara beberapa  Kampung Jawa yang ada di Kuching. Kawasan ini berada di kaki Pegunungan Serapi.
Generasi pertama orang Jawa, yang bekerja di perkebunan karet milik orang Inggris, masih menularkan semua tradisi, bahasa, dan budaya Jawa kepada generasi kedua. Pria yang saya temui itu merupakan generasi kedua orang Jawa. Ia lahir di Sarawak, Malaysia. Pria yang mempunyai 3 anak itu, sekarang menjadi sesepuh di kampung itu. Ia menjadi imam di masjid kampung.
Meski dirinya mengaku orang Jawa namun karena budaya di kampung itu sudah bercampur baur dengan budaya yang lain sehingga ia tidak memaksa anak-anaknya untuk berbudaya Jawa. Disebut pertunjukan wayang atau gamelan terakhir di kampung itu pada tahun 1990-an.
Memudarnya budaya Jawa di sana bisa jadi selain karena seperti yang dikatakan tadi, karena bercampurnya dengan berbagai budaya, juga karena tidak adanya pembinaan secara khusus. Hal demikianlah yang seharusnya menjadi pikiran bersama bagi orang-orang Jawa yang peduli akan budayanya.
Ketika saya mengunjungi kampung itu memang nuansanya sudah tidak bertradisi Jawa, yang biasa berciri rumah joglo dan beratap genting. Namun saya menemukan bukti bahwa di kampung itu benar-benar Kampung Jawa ketika melihat di jalan masuk Lorong 2, ada semacam gapura, di mana di bawah gapura itu rupa seperangkat gamelan yang lengkap, ada bonang, gong, gambang, dan gendang. Rupa gamelan itu terbuat dari semen juga menuliskan sebuah kata Gamelan.
Dengan bukti rupa gamelan di jalan masuk Lorong 2 menyakinkan bahwa kampung itu benar-benar Kampung Jawa. Bila sudah demikian maka harus perlu dipikirkan bagi orang yang peduli budaya Jawa agar bagaimana tradisi leluhur perlu dilestarikan. Menjaga budaya agar bisa mengembangkan tali persaudaraan, silaturahmi, sesama orang Jawa, di mana pun berada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H