Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bisakah Benua Eropa Tanpa Imigran?

21 Juni 2016   11:52 Diperbarui: 21 Juni 2016   21:51 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oh Paris, ternyata di sana banyak kriminalitas dan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh kaum imigrant. Apa yang terjadi di Paris saat ini juga menimpa banyak negara di Eropa terutama Jerman. Akibat Perang Suriah yang tak usai, membuat jutaan orang Suriah dan diboncengi oleh orang-orang Irak dan Afghanistan, mengungsi ke Eropa. 

Maraknya pengungsi tersebut selain membuat beban negara Eropa juga membuat kaum pendatang di benua putih itu semakin bertambah. Sebelumnya ribuan orang Turki telah membanjir Jerman selepas Perang Dunia II.

Kriminalitas di Paris yang dilakukan oleh kaum imigran juga terjadi di Jerman. Sekelompok kaum imigran yang berasal dari Timur Tengah disebut melakukan pelecehan seksual dalam sebuah acara di salah satu kota di Jerman. Perlakuan kaum imigran yang demikian menimbulkan kebencian dan ada upaya untuk mengusir mereka.

Apa yang menyebabkan kaum imigran itu tak mempunyai adab, apakah mereka tidak mempunyai pekerjaan, didiskriminasi? Bila demikian apakah kehadiran mereka di negara Eropa menjadi sampah dan tidak berguna?

Bisa jadi banyak kaum imigran yang bertindak kriminal dan itu harus menjadi pekerjaan semua untuk meluruskan. Namun di antara mereka, kaum imigrant, banyak yang menjadi pahala bagi negara Eropa. 

Di Perancis, kehadiran Jean Tigana sebagai keturunan imigran mampu menghantarkan negara itu menjadi juara Piala Eropa 1984. Pun demikian keturunan imigrant dari Aljazair, Zinede Zidane, membuat Perancis menjadi juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Pun demikian kehadiran keturunan imigrant dari Turki dan Tunisia; Mezut Oziel dan Sama Khedira membuat Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014.

Keturunan imigran itu sekarang menyebar di banyak negara Eropa. Di Timnas Negara Eropa tak lagi didominasi kulit putih namun juga ada pemain yang berkulit hitam, rambut keriting serta ada pula yang berwajah kearabaraban. 

Mereka tak sekadar menjadi pemain cadangan namun pemain inti, lihat kehadiran Romelu Lukaku di Timnas Belgia membuat kesebelasan negara kecil ini mampu menjadi dinamit di Grup E Piala Eropa 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun