Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tour Allianz Arena: Ini Kandang Bayern Munchen

9 Juli 2015   12:44 Diperbarui: 9 Juli 2015   12:44 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila kita terbiasa berada di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia, yang demikian besar dan megah, tentu akan lain bila melihat stadion ini. Di Stadion Gelora Bung Karno, sudut pandang antara penonton dan lapangan sepakbola bisa dibilang terbilang sangat jauh sehingga terkadang kita susah menikmati pertandingan.

Bila kita berada di tempat duduk sektor bagian belakang gawang, kita sulit menikmati pertandingan di sudut yang lain sebab lebarnya jarak tempat duduk dengan lapangan ditambah lingkaran stadion yang luas membuat pandangan kita menjadi jauh. Namun hal yang demikian tidak kita rasakan di Allianz Arena.

Stadion-stadion sepakbola di Eropa biasanya dibangun hanya untuk pertandingan sepakbola, lain halnya Gelora Bung Karno yang bisa jadi juga untuk kegiatan di luar sepakbola. Untuk itulah stadion di Eropa dirancang sedemikian, yakni antara lapangan dan tempat duduk, bagian pinggir lapangan, berjarak tak lebih dari 4 meter. Selain itu, arsitektur stadion memperhatikan bagaimana sudut pandang penonton tak terlalu berat saat menikmati pertandingan. Untuk itulah maka stadion di Eropa dirancang dengan menggunakan konsep ‘panggung dekat dengan penonton.’ Berada di stadion ini, semua sudut begitu jelas. Yang berbuat vandal atau hooligans pun akan cepat diketahui. Konsep seperti ini membuat stadion-stadion sepakbola modern, ukurannya separuh Stadion Gelora Bung Karno. Allianz Arena ini bisa jadi sebesar Stadion Utama Riau, Indonesia.

Dalam memaparkan soal soal stadion itu, pemandu bahkan mengajak peserta tour untuk berteriak gol dengan keras. Hasilnya teriakan yang hanya dilakukan oleh 20 orang itu membahana. Bayangkan kalau yang berteriak separuh stadion, 20.000 sampai 30.000 penonton, teriakkan itu akan menimbulkan suara yang menggelegar.

Puas dengan penjelasan soal stadion, peserta diajak ke ruang ganti pemain Bayern Munchen. Di ruang ganti itu, pemain tidak bisa duduk duduk semaunya. Semua sudah diatur dengan cara di atas lemari ada foto pemain. Pembagian tempat duduk di ruang ganti itu bisa jadi diatur sesuai dengan posisi pemain, pemain depan sederet, pemain tengah sederet, pemain belakang sederet, dan penjaga gawang sederet. Terlihat penjaga gawang Emanuel Nuer sederet dengan penjaga gawang lainnya.

Stadion ini termasuk stadion baru, tak heran fasilitasnya sangat lengkap. Toilet, ruang mandi sangat bagus dan mewah bahkan ada ruang untuk berendam. Di bagian-bagian ruang yang lain juga ada gym dan ruang perawatan bila ada pemain cedera.

Bila wartawan meliput pertandingan di stadion ini, akan sangat dimanjakan dengan fasilitas yang ada, selain ada kamar-kamar khusus untuk televisi, juga ada ruang konferensi press yang demikian bagus. Pertandingan di stadion ini kelas Eropa dan dunia tak heran kursi untuk konferensi press jumlahnya mencapai ratusan.

Mungkin pengelola stadion paham bahwa wartawan selalu hadir jauh-jauh waktu sebelum konferensi press dilakukan, untuk itu di belakang ruang konferensi press ada semacam lounge dan restoran mewah yang melayani wartawan makan dan minum.

Selepas dijelaskan di ruang konferensi press, peserta akan diajak menuju sebuah lorong di mana kanan kirinya ada foto besar pemain Bayern Munchen, terlihat di tempat ini ada foto Emanuel Nuer, Frank Ribery, Jerome Boateng, Philipp Lahm, Arjen Robben, Thommas Muller, dan pemain lainnya. Setelah melewati lorong ini, peserta tour akan ditunjukkan di mana bus yang mengangkut pemain dari hotel atau markas berhenti di sebuah pintu stadion. Dari pintu inilah pemain turun dari bus menuju ke ruang ganti sebelum melakukan pemanasan dan pertandingan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun