Selama depalan tahun saya tinggal, Perjalanan di sekitar Pettarani, Tamalanrea, Antang, Toddopuli, dan beberapa titik lainnya pada jam sibuk terasa sangat menyulitkan dan bikin Pakabalissik dalam bahasa gaulnya Makassar, asikk.
Akibat dari pembangunan ketidakteraturan tata kota sebagaimana yang sudah saya jabarkan sebelumnya, menimbulkan kepadatan kendaraan terhadap ruas jalanan. Sikap pengendara di Kota Makassar memang seringkali terkesan tidak tertib dan bahkan bisa dikatakan barbar.
Mereka seringkali berhenti seenaknya, menyalip tanpa memperhatikan keselamatan, kurang sabar, sering zigzag di jalan, menerobos lampu merah, bahkan naik ke trotoar. Mereka juga tidak melewatkan kesempatan sedikitpun untuk mengambil sisi lowong, bahkan ketika lampu masih merah, mereka seringkali berklakson keras untuk memaksa pengendara di depannya untuk maju meskipun jalan sepi. Sessa jaki!!
Lebih parah lagi! saat kamu berada di Kota ini, kamu bakalan melihat orang-orang yang selalu memakai rompi "Orange" ciri khas tukang parkir yang ada di Kota Makassar. mereka sering menggunakan istilah "Di mana kamu parkir, maka disitu ada", Punna 2ribu ja sareang mi.Â
Sedikit-Sedikit Banjir, Lama-Lama Tenggelam
Salah satu permasalahan utama di Kota Makassar adalah kondisi drainase yang buruk, rusaknya muara sungai, dan penumpukan sampah di saluran pembuangan air, yang semakin memperburuk situasi. Ironisnya, hal paling lucu pernah Walikota Makassar enggan menyebutnya sebagai banjir tapi hanya genangan. Iyaa genangan memang tapi setinggi pinggangnya orang dewasa, sudah genangan eh di tambah kenangannya, hehehe.
Dampaknya, Makassar dikhawatirkan akan mengalami nasib serupa dengan Jakarta, yakni terancam tenggelam.Â
Pakkappala Tallang dan Kriminalitas
Dahulu jaman masih SMA saya pertama kali mendengarkan istilah "Pakkappla Tallang" atau "pelaut tenggelam" sebagai sebutan bagi pria penipu yang mengklaim sebagai pelaut, istilah yang populer di Makassar. Pagi harinya, area ini sering kali dipadati oleh aktivitas di Pelabuhan Soekarno Hatta yang terletak di depannya. Namun, saat senja menjelang dini hari, Anda akan melihat sisi lain dari kehidupan yang berlangsung di sekitar Jalan Nusantara. Di sepanjang area ini terdapat klub-klub malam dan penginapan, meskipun secara resmi disebut sebagai tempat hiburan malam yang dilegalkan, namun bagi sebagian orang, hal tersebut terdengar seperti lokalisasi yang sama saja. Â Meskipun sudah lama dibicarakan untuk mengubah lokasi prostitusi ini menjadi pusat kuliner, namun rencana tersebut belum juga terealisasi.Â
Hal paling buat saya tidak nyaman selama tinggal di Kota Makassar, tingkat kriminalitas juga menjadi sorotan yang serius. Kapolrestabes Makassar menyebutkan, berdasarkan catatan, Polrestabes Makassar mencatat pada tahun 2023 ada 5.670 laporan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, berikut adalah 10 kota dengan tingkat kriminalitas tertinggi di Indonesia seperti dilansir Timenews.co.id, menempatkan urutan no. 3 kota dengan keriminalitas tertinggi di Indonesia.
Makassar menempati peringkat pertama dengan tingkat kriminalitas tertinggi di Sulawesi Selatan. Dalam satu minggu, setidaknya terjadi satu hingga dua kasus pembegalan menggunakan senjata tajam. Walikota Makassar membanggakan Batalyon 120 yang dibentuknya karena berhasil menurunkan angka kriminalitas. Namun, saat dilakukan penggerebekan, ditemukan barang bukti kriminal seperti ratusan botol miras ilegal dan senjata tajam berupa parang.