Mohon tunggu...
Ardiansyah Taher
Ardiansyah Taher Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sociolinguist

Music, Sports, Languages

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bahasa Inggris Janganlah Hanya Dipelajari, tapi Juga Diterapkan

12 Juli 2016   10:18 Diperbarui: 12 Juli 2016   12:44 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar Bahasa Inggris (global-english.com)

Belajar bahasa itu layaknya belajar memainkan sebuah alat musik; harus dipraktekkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi masalah adalah, Indonesia hanya memiliki satu bahasa resmi yakni Bahasa Indonesia. Dalam Sosiolinguistik, Indonesia berada di bagian Expanding  Circle dalam penggunaan Bahasa Inggris di sebuah negara.

Ilustrasi: Slideshare.net - Ahmet AteÅŸ
Ilustrasi: Slideshare.net - Ahmet AteÅŸ
Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa Indonesia jelas berbeda dengan negara tetangga kita: Malaysia, Filipina dan Singapura yang menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa resmi yang digunakan sehari-hari, biasanya di bidang pemerintahan dan pendidikan. Meskipun begitu, beberapa penelitian menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi mereka dalam belajar Bahasa Inggris kurang lebih sama saja dengan orang Indonesia, karena memang orang Asia bukan penutur aslinya (Non-native English).

Dalam segi Fonologis, bisa dibilang mulut orang Indonesia lebih fleksibel dalam mempelajari bahasa apapun di Dunia, terutama Bahasa Inggris yang sangat mirip dengan Native Speaker tanpa terpengaruh dialek atau logat lokal kita sendiri. Kita pun bisa memilih kecenderungan dalam berbicara dalam Bahasa Inggris; entah itu British English, American English, Australian English, dan lain-lain. Hal ini jelas merupakan keuntungan tersendiri bagi kita dalam belajar Bahasa Inggris. Coba saja bandingkan orang Indonesia mengucapkan kalimat dalam Bahasa Inggris dengan orang Asia lainnya.

Orang Malaysia dan Singapura saja bisa dan sering berkomunikasi dengan Bahasa Inggris sehari-hari, lalu apa yang jadi kesulitan utama orang Indonesia dalam belajar Bahasa Inggris?

Kurikulum Pendidikan Bahasa Inggris di sekolah yanghanya fokus pada kompetensi tertentu

Meskipun sejak SD belajar Bahasa Inggris, orang Indonesia tak juga bicara dalam Bahasa Inggris dengan lancar. Ini dikarenakan kurikulumpendidikan kita yang menitikberatkan kemampuan berbahasa Inggris kepada sisi gramatikal. Seharusnya penguasaan kosakata harus lebih diutamakan kepada siswa sekolah dasar sebelum mempelajari kompetensi lain seperti mendengarkan, berbicara, dan menulis ketika di sekolah menengah. Belum lagi bobot pertemuan yang hanya 4 jamperminggu tentu sangat tidak efektif dalam belajar bahasa apapun.

Tidak ada lawan bicara yang juga berbahasa Inggris

Karena orang Indonesia tidak diwajibkan berbahasa Inggris, jelas kita sulit menemukan lawan bicara yang bisa melatih kita dalam berbahasa Inggris. Mengikuti kursus bahasa Inggris bisa menjadi solusi, namun bahasa tidak hanya dipelajari aturannya saja, tapi harus digunakan dipraktekkan langsung dengan berkomunikasi agar tidak hilang begitu saja dari kepala.

Orang Indonesia cenderung pasif berbahasa Inggris

Orang Indonesia banyak kok yang berbahasa Inggris (di media sosial). Ya, cenderung pasif artinya. Menulis status atau postingan lain yang berbahasa Inggris bukanlah aktif berbahasa Inggris. Belum lagi ketakutan akan melakukan kesalahan berbahasa, padahal hal ini sangat wajar dan tidak perlu menjadi hal yang memalukan diri sendiri. Padahal kita belajar langsung dengan bule dengan mudah secara online lewat media sosial atau aplikasi.

 Jarang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

Bahasa Inggris sangat jarang diterapkan di Indonesia. Meskipun hampir seluruh pusat perbelanjaan/Mal di Indonesia seolah-olah mencanangkan penggunaan Bahasa Inggris, tidak berpengaruh apapun kepada siapapun di Indonesia dan justru malah bisa memperburuk rasa cinta dan bangga terhadap bahasa kita sendiri. Contoh kecil lainnya adalah kecenderungan penggunaan menu bahasa Indonesia pada gawai, padahal kita sudah terbiasa dengan menu berbahasa Inggris di komputer/laptop.

Singaporean English (mothership.sg)
Singaporean English (mothership.sg)
Seiring dengan perkembangan zaman, hal yang paling diutamakan dalam mempelajari Bahasa Inggris adalah fungsinya sebagai Lingua Franca, bukan bahasa asing lagi. Menguasai dan berkomunikasi dengan Bahasa Inggris tidaklah harus sama persis seperti penutur aslinya. Sebagai contoh, kita bisa lihat dan memperhatikan orang-orang Asia lainnya seperti Singapura, Malaysia, dan India. Mereka dengan percaya diri berbicara dalam Bahasa Inggris dengan gayanya sendiri. Bahkan istilah Singlish(Singaporean English) sudah menjadi identitas orang Singapura, dan mereka bangga memiliki ciri khas itu.

Jika orang Indonesia mau dan percaya diri menggunakan bahasa Inggris di khalayak umum, bukan tidak mungkin gaya berbahasa Inggris kita bisa disebut Indonesian English. Sayangnya istilah ini justru merujuk pada kesalahan orang Indonesia dalam berbahasa Inggris.

RIP English (axlpce.blogspot.com)
RIP English (axlpce.blogspot.com)
Jadi, jangan hanya mempelajari bahasa tanpa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari lewat media apapun, namun harus aktif (komunikasi dua arah) dan jangan pasif. Perlu diingat juga, penggunaan bahasa Inggrisnya harus benar ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun