Hari terakhir sistem jurnal pendaftaran calon siswa SMP dan SMA/SMK di Kota Depok berakhir tanpa solusi yang pasti. Rabu pagi (29/6) para calon siswa bersama orang tuanya meramaikan Dinas Pendidikan Kota Depok, menuntut kepastian nasib anaknya yang bergantung pada sistem online. Ironisnya, sejak pagi hingga siang tidak ada seorang pun dari pihak Dinas Pendidikan Kota Depok yang memberikan klarifikasi terkait hal ini. Rapat tertutup untuk membicarakan permasalahan ini pun baru akan digelar siang harinya disaat tenggat waktu pendaftaran sudah tiba.
Untuk menghindari kericuhan, banyaknya Satpol PP yang bertugas ikut mendampingi mereka. Para orang tua mengeluhkan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Depok yang kacau balau. Permasalahan ini memang sudah terjadi sejak beberapa hari yang lalu, mulai dari server error dan hal lainnya.
Beberapa permasalahan yang terjadi di PPDB Kota Depok adalah sebagai berikut:
Tidak berfungsinya sistem daring yang optimal
Hal ini dialami oleh adik saya yang memiliki nilai yang sangat cukup untuk bertengger di daftar calon siswa SMA Negeri 6 Depok, namun karena kesalahan sistem membuatnya terpaksa “terbuang” ke SMA Negeri 9 Depok sebagai pilihan pertama, dan SMA Negeri 10 Depok sebagai pilihan kedua.
Ada juga beberapa siswa yang bisa berpindah-pindah namanya di jurnal pendaftaran ke sekolah yang berbeda-beda. Ada pula yang pasrah karena telanjur memilih sekolah yang bukan pilihannya, karena hanya punya kesempatan satu kali “klik” untuk pilihan sekolah yang dituju.
Ini bukan masalah gengsi antar SMA Negeri di Depok berdasarkan angkanya, tapi membuat nasib calon siswa menjadi semakin tak terduga hanya karena bug ini. Belum lagi jika calon siswa terpaksa mendaftar ke sekolah yang jaraknya sangat jauh dari domisili, bahkan bisa membuat mereka melakukan “exodus” ke sekolah swasta.
Setiap saat terjadi perubahan passing grade dan kuota calon siswa pada setiap sekolah
Kecurigaan orang tua calon siswa terhadap konspirasi atau kecurangan dalam sistem pendaftaran