Mohon tunggu...
Ardiansyah Taher
Ardiansyah Taher Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sociolinguist

Music, Sports, Languages

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tradisi Ramadan Kami saat Waktu Sahur Tiba

13 Juni 2016   02:08 Diperbarui: 13 Juni 2016   02:10 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasukan Sahur berkeliling membangunkan warga (Foto: Ardiansyah)

Assalamualaikum? Bangun, Pak!

Sudah sahur belum? Nih, ada tempe orek!

(duk duk durukduk duk duk!) Disambut suara bedug menggelegar...

Inilah keseharian kami yang dijuluki “Pasukan Sahur”, bertugas membangunkan warga yang masih terlelap tidur untuk bangun menyiapkan santapan sahur di bulan Ramadan. Dengan nyanyian dan yel-yel yang bersemangat, kami berkeliling menyusuri seluruh jalan perumahan dengan gembira.

Dari remaja hingga anak-anak, kami berkumpul sejak pukul 2.00 dini hari untuk mempersiapkan segala peralatan. Kami didukung warga dengan disediakannya bedug serta gerobak untuk membawanya jalan-jalan di sekitar perumahan untuk membangunkan warga sahur. Apalagi bulan Ramadan kali ini bertepatan dengan masa liburan sekolah, pasukan kami semakin banyak karena banyak adik-adik kita yang antusias ingin ikut berteriak bersama. Di akhir pekan bahkan teman-teman kami yang non-muslim ikut juga berkeliling bersama pasukan sahur.

Pasukan Sahur berkeliling membangunkan warga (Foto: Ardiansyah)
Pasukan Sahur berkeliling membangunkan warga (Foto: Ardiansyah)
Meskipun peralatan kami sederhana, kami tetap melaju bersama. Dengan gerobak bedug serta didukung dengan peralatan seadanya seperti botol dan galon bekas, terompet sisa peralatan tahun baru, hingga piringan cakram sepeda motor yang sudah tak terpakai, semakin menambah suasana ramai saat membangunkan warga untuk santap sahur.

Pasukan Sahur berkeliling membangunkan warga (Foto: Ardiansyah)
Pasukan Sahur berkeliling membangunkan warga (Foto: Ardiansyah)
Tak jarang juga beberapa warga memarahi dan mengusir kami karena terlalu riuh pada dini hari, membangunkan anaknya yang masih bayi, atau memang karena mereka warga baru yang tak tahu akan tradisi Ramadan disini.

Sepuluh hari menjelang hari raya Idul Fitri, kami semakin bersemangat. Meskipun para warga banyak yang sudah meninggalkan kota untuk pulang kampung, pasukan sahur tetap setia membangunkan warga di pagi buta. Beberapa warga biasanya memberi kami “THR”, meskipun tak banyak, kebersamaan kami makin erat karena bisa menikmati makanan dan minuman ringan dengan cuma-Cuma sambil berkeliling membangunkan warga. Biasanya ada kado khusus dari Pak RW berupa amplop yang makin membuat kami bersemangat untuk merapatkan barisan saat mengumandangkan takbir di malam takbiran nanti.

Pasukan Sahur berkeliling membangunkan warga (Foto: Ardiansyah)
Pasukan Sahur berkeliling membangunkan warga (Foto: Ardiansyah)
Tugas selesai, kami pun membereskan peralatan dan kembali ke rumah masing-masing untuk santap sahur dengan keluarga di rumah. Inilah tradisi rutin di komplek kecil kami. Bagaimana dengan lingkungan sekitar kalian?

Pasukan Sahur (Foto: Ardiansyah)
Pasukan Sahur (Foto: Ardiansyah)
Rangkapan Jaya Baru, Kota Depok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun