Assalamualaikum? Bangun, Pak!
Sudah sahur belum? Nih, ada tempe orek!
(duk duk durukduk duk duk!) Disambut suara bedug menggelegar...
Inilah keseharian kami yang dijuluki “Pasukan Sahur”, bertugas membangunkan warga yang masih terlelap tidur untuk bangun menyiapkan santapan sahur di bulan Ramadan. Dengan nyanyian dan yel-yel yang bersemangat, kami berkeliling menyusuri seluruh jalan perumahan dengan gembira.
Dari remaja hingga anak-anak, kami berkumpul sejak pukul 2.00 dini hari untuk mempersiapkan segala peralatan. Kami didukung warga dengan disediakannya bedug serta gerobak untuk membawanya jalan-jalan di sekitar perumahan untuk membangunkan warga sahur. Apalagi bulan Ramadan kali ini bertepatan dengan masa liburan sekolah, pasukan kami semakin banyak karena banyak adik-adik kita yang antusias ingin ikut berteriak bersama. Di akhir pekan bahkan teman-teman kami yang non-muslim ikut juga berkeliling bersama pasukan sahur.
Sepuluh hari menjelang hari raya Idul Fitri, kami semakin bersemangat. Meskipun para warga banyak yang sudah meninggalkan kota untuk pulang kampung, pasukan sahur tetap setia membangunkan warga di pagi buta. Beberapa warga biasanya memberi kami “THR”, meskipun tak banyak, kebersamaan kami makin erat karena bisa menikmati makanan dan minuman ringan dengan cuma-Cuma sambil berkeliling membangunkan warga. Biasanya ada kado khusus dari Pak RW berupa amplop yang makin membuat kami bersemangat untuk merapatkan barisan saat mengumandangkan takbir di malam takbiran nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H